19 November 2008

Perasaan

“(orang-orang berakal iaitu) yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau berbaring dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia” (QS. Ali Imran: 191).

Sepatutnya kita bersyukur dianugerahkan perasaan, rasa seronok, sedih, gembira, lapar, dan berbagai rasa lain yang sengaja dilekatkan, karena Allah Maha Tahu bahwa manusia sangat memerlukankannya. Rasa lapar, misalnya, sengaja diberikan Allah karena manusia perlu teringat untuk mencari makanan yang diperlukan kan tubuhnya untuk bergerak dan sihat.

Namun tidak jarang, perasaan itu dibuang manusia dengan sombongnya. Rasa belas kasihan, misalnya, dihilangkan dari pemikirannya. Sehingga ia tidak lagi merasa kasihan ketika mendapati manusia-manusia lain sedang menanggung kesusahan. Akibat selanjutnya, ia menjadi berfikiran pendek dan dangkal. Fikirannya menjadi tidak mampu lagi menjangkau saat-saat yang mungkin terjadi di masa depan.

Padahal kalau Allah segera membalas kesombongan manusia, satu saja rasa dibuang Allah, manusia akan kehilangan kawalan diri. Dihilangkannya rasa kenyang, misalnya, manusia akan terus-menerus menghabiskan waktu hidup untuk memasukkan makanan ke tubuhnya. Bahkan tidak akan ada manusia yang tidak cakar-mencakar merebutkan apa saja yang boleh mengenyangkan perutnya. Sehingga dunia ini akan binasa dan tidak berkembang maju karena manusia tidak punya waktu untuk belajar dan mengembangkan ilmu.

Dari itu, bersyukurlah dengan menjaga baik-baik setiap rasa yang telah dianugerahkan Allah. Yakin lah bahwa setiap ciptaan Allah bermanfaat, meskipun belum semua ciptaan itu diketahui manfaatnya oleh manusia. cinaislam