14 Syawal 1431H.
“Aku berlindung kepada Allah daripada perbuatan yang tidak aku pegangi dan amalkan sendiri” (Umar bin Abdul Aziz r.a.)
Betapa indah dan makmur sesebuah negera bila terdapat beberapa pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz r.a. Pada masanya, Umar bukan hanya sempat menjawat sebagai seorang gabernur Madinah, tetapi juga khalifah. Banyak hal yang dirindukan rakyatnya dari perilakunya.
Misalnya, Umar bin Abdul Aziz sentiasa hidup sederhana, baik ketika masih menjadi rakyat, maupun ketika sudah menjadi gubernur dan khalifah. Harta negara selalu dipisahkan dari harta pribadinya. Bahkan, lampu minyak pun selalu dipisahkan antara yang diperuntukkan untuk kepentingan negara dan untuk kepentingan pribadinya.
Suatu hari, anaknya datang menghadapnya untuk membicarakan sesuatu. Begitu diketahui yang ingin dibicarakan tentang masalah pribadi, ia langsung mematikan lampu yang dihidupkan dari wang negara atau wang rakyat. wang rakyat tidak boleh digunakan sedikitpun, kecuali untuk kepentingan rakyat. Begitulah Khalifah Umar, yang senantiasa merasa takut kepada Allah dalam hidupnya, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.
Sekarang ini, jarang ada pemimpin yang demikian. Harta milik pejabat, seperti kenderaan rasmi , kerap digunakan untuk kepentingan pribadi, meskipun itu sudah jelas dilarang.
Semuga sekelumit kisah ringkas Khalifah Umar Abdul Aziz di atas menjadi teladan yang berguna kepada kita semua.
“Aku berlindung kepada Allah daripada perbuatan yang tidak aku pegangi dan amalkan sendiri” (Umar bin Abdul Aziz r.a.)
Betapa indah dan makmur sesebuah negera bila terdapat beberapa pemimpin seperti Umar bin Abdul Aziz r.a. Pada masanya, Umar bukan hanya sempat menjawat sebagai seorang gabernur Madinah, tetapi juga khalifah. Banyak hal yang dirindukan rakyatnya dari perilakunya.
Misalnya, Umar bin Abdul Aziz sentiasa hidup sederhana, baik ketika masih menjadi rakyat, maupun ketika sudah menjadi gubernur dan khalifah. Harta negara selalu dipisahkan dari harta pribadinya. Bahkan, lampu minyak pun selalu dipisahkan antara yang diperuntukkan untuk kepentingan negara dan untuk kepentingan pribadinya.
Suatu hari, anaknya datang menghadapnya untuk membicarakan sesuatu. Begitu diketahui yang ingin dibicarakan tentang masalah pribadi, ia langsung mematikan lampu yang dihidupkan dari wang negara atau wang rakyat. wang rakyat tidak boleh digunakan sedikitpun, kecuali untuk kepentingan rakyat. Begitulah Khalifah Umar, yang senantiasa merasa takut kepada Allah dalam hidupnya, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.
Sekarang ini, jarang ada pemimpin yang demikian. Harta milik pejabat, seperti kenderaan rasmi , kerap digunakan untuk kepentingan pribadi, meskipun itu sudah jelas dilarang.
Semuga sekelumit kisah ringkas Khalifah Umar Abdul Aziz di atas menjadi teladan yang berguna kepada kita semua.