05 April 2010

Al Azhar Larang Cetakan dan Edaran Buku-buku Syaikh Ahmad Deedat

Tebing Tinggi

Sebuah laporan menyebutkan bahwa akademi riset Islam (Majma Buhuts Islamiyah) Al-Azhar, menolak peredaran dan pencetakan kembali buku-buku karya Syaikh Ahmad Deedat, yang terkenal dengan dialog perdebatannya melawan uskup di Afrika Selatan pada era tahun 80-an lalu. Buku-buku Syaikh Ahmad Deedat terkenal hampir di seluruh dunia.

Menurut laporan tersebut, penolakan peredaran dan pencetakan buku ditandatangani oleh direktorat jenderal akademi riset Islam, dan salinan surat penolakan/pelarangan itu dikirim juga ke mahkamah keamanan negara.

Dalam isi suratnya itu Majma Buhuts Islamiyah Al-Azhar menyatakan: "Dilarang menerbitkan kembali buku karya Ahmad Deedat yang dulu diterbitkan di Afrika Selatan, tidak akan diterbitkan lagi di Mesir, karena buku-bukunya mengangkat isu-isu 'sensitif' dan 'kontroversial' di negeri ini," kebanyakan buku-buku karya Ahmad Deedat 'menyerang' keyakinan umat Kristiani, seperti dilaporkan surat kabar Al Misri Al-Yaum.

Menurut laporan, akademi riset Islam Al-Azhar menganggap argumen-argumen Ahmad Deedat di dalam buku-bukunya terhadap sudut pandang AL-Quran, argumen yang lemah, dan kebanyakan buku-bukunya dapat membuat umat kristen tersinggung, dan untuk mencegah timbulnya ekses dari buku-buku Ahmad Deedat maka buku-buku tersebut dilarang diterbitkan lagi.

Laporan menunjukkan bahwa semua orang yang beriman terhadap apa yang berasal dari Quran lantas meyakininya dengan sepenuh hati, dan dapat membuktikan kembali terhadap dalil (bukti-bukti) yang terdapat dalam buku "Deedat" berdasarkan pada metode Islami untuk membongkar kekristenan, dengan perdebatan teks-teks Al quran.

Buku-buku Ahmad Deedat dan sekitar 100 buku lain dari buku-buku Ikhwanul Muslimin telah diserahkan atas nama Keamanan Negara kepada Al-Azhar untuk diminta pendapat dan hukum yang mana yang benar dan salah, dalam upaya oleh aparat keamanan Mesir mengantisipasi buku-buku Islam yang dapat memicu pemahaman radikal.

Dalam konteks yang sama, laporan surat kabar Al-Misri Al-Yaum menekankan bahwa buku-buku yang disita oleh dinas keamanan negara dan penahanan beberapa petinggi dan anggota-anggota Ikhwanul Muslimin - yang menentang rezim Mesir - dalam buku-buku yang disita tidak ditemukan adanya penyimpangan yang bertentangan dengan agama atau keimanan.

Bahkan buku terkenal karya salah seorang mantan Mursyid 'Aam Ikhwanul Muslimin Syaikh Musthafa Masyur yang berjudul "Al-Islam Huwal Hal" (Islam adalah Solusi) - sebuah slogan yang dianggap mengancam negara dan hukum, menurut laporan tersebut dalam penelitian akademi riset Islam Al-Azhar sama sekali tidak ditemukan pelanggaran terhadap undang-undang negara atau ideologi negara.(fq/islamtoday)

Sumber : http://eramuslim.com.

4 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

bunyinya macam bahasa indonesia je

Tanpa Nama berkata...

Liberalisme telah mula mendapat perhatian, ianya jelas sudah dapat bertapak diAl Azhar sendiri, dari apa yang dapat kita perhatikan Mesir sudah dapat ditawani mereka, tidak hairanlah apa bila berlakunya perang antara Palestine dan Israel pintu Gaza ditutup rapat.

Librralisme telah berjaya menawan Mesir. Ini jelas membuktikan christian, Yahudi sebenarnya telah gentar dengan kebangkitan Islam. Ahmed Deedat adalah seorang tokoh yang paling mereka takuti kerana berjaya membongkar pembohongan mereka.

Tanpa Nama berkata...

pelikkk....siapa ulamak azhar yg fasih berbahasa inggeris yg mampu berdebat dgn kristian sehebat ahmad deedat?

Tanpa Nama berkata...

ish3...siapa suruh orang kristian beli buku tu? orang islam yang terkejar2 nak beli buku tu untuk memantapkan ilmu dan iman mereka! kalau orang kristian nak beli, mereka sepatutnya sudah bersedia untuk menerima segala pandangan syeikh ahmad deedat terhadap agama mereka..bukannya mengadu akan rasa tersinggung, sedih dan sebagainya.. ini juga menghalang kebebasan umat islam di Mesir untuk membeli buku2 islamik..kalau rasa tak mahu beli, x perlu lah beli sbb beribu2 lagi yg berminat nak beli buku tu