24 Rabi'ul Awal 1434 H. [MOD] -
Oleh: Jarjani Usman
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang bersikap baik kepada keluarganya. Dan aku adalah orang yang terbaik bagi keluargaku” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).
Merayakan Maulid Nabi bukan merupakan usaha terakhir dari upaya meneladani kehidupan Rasulullah SAW. Ia bisa jadi sebagai upaya awal sekali, karena baru pada usaha mengenang kembali hidup dan perjuangan Rasulullah. Dengan demikian, kegiatan awal ini akan tak bermanfaat bila tidak ada tindakan lanjutan. Termasuk tindakan yang tidak boleh tidak adalah bagaimana berbuat (yang lebih) baik untuk keluarga sendiri.
Apalagi umat yang besar juga terbentuk dari keluarga-keluarga kecil. Baiknya kehidupan keluarga akan membantu meningkatkan kualitas umat. Anak-anak yang baik dari keluarga yang baik lazimnya akan menjadi pemimpin yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, buruknya keluarga, akan menambah beban umat. Seperti anak-anak nakal yang muncul akibat ketidakpedulian orang tua, menimbulkan kesusahan orang banyak dan menambah besar kebutuhan tenaga untuk menanganinya.
Rasulullah juga sangat luar biasa mencurahkan perhatian terhadap keluarganya, meskipun di saat sedang membangun umat. Isterinya diperlakukan sebagai mitra, bukan sebagai buruh. Bila pulang ke rumah dan mendapati tiada makanan, beliau akan bersabar dan bahkan berpuasa. Bila memanggil isterinya, beliau menggunakan kata-kata yang baik dan lembut. Rasulullah sendiri mengakui kalau beliu adalah orang yang terbaik untuk keluarganya. Hal ini juga diakui oleh orang yang pernah membantunya. Katanya, selama sekian tahun bersama Rasul, tak pernah mendengar kata-kata yang tidak enak di hati.
Serambi/-
1 ulasan:
Assalamu'alaikum
Catat Ulasan