2 Syaaban 1434 H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman” (QS. Yunus: 13).
Ketika disebut zalim, seringkali kita menunjuk orang lain. Termasuk juga menunjuk penguasa yang berbuat sewenang-wenang atau tidak adil terhadap rakyat. Padahal diri kita sendiri juga tidak tertutup kemungkinan melakukan kezaliman yang bahkan paling parah. Seperti berbuat syirik atau menyekutukan Allah, sebagaimana dalam Alquran: “Sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang amat besar” (QS. Luqman: 13).
Dahsyatnya kezaliman akibat menyekutukan Allah, dosanya diancam tidak akan diampuniNya. Disebutkan dalam Alquran: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan akan mengampuni dosa selain itu bagi siapa saja yang Dia kehendaki (QS. an-Nisaa’: 48).
Bukan hanya itu, kezaliman diri sendiri dalam bentuk syirik juga menghapus segala amalan yang pernah dilakukan. Diperingatkan dalam Alquran: “Jika mereka menyekutukan Allah, lenyaplah segala amal yang pernah mereka kerjakan” (QS. al-An’am: 88).
Karena itu, mengenal kezaliman diri sendiri kepada Allah, di samping kezaliman terhadap sesama manusia, sangat penting dilakukan. Jangan sampai merasa sudah beramal banyak dan yakin masuk surga, tetapi perbuatan syirik kadangkala dilakukan juga.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan