21 Jamadil Akhir 1431 H
Oleh : ibnuirfadzil.blogspot.com
Ha.. pasti semua pembaca akan menganga mulut apabila baru mengetahui berita ini.. (termasuk saya). Daging Anjing dan Daging Himar sudah dijual di pasaran Mesir.. Apa lagi? Ada sesiapa yang nak ulas isu ini mengikut perbahasan hukum? Sila.. sila..
sumber : DPMI (link)
Amat menjijikkan apabila daging anjing dan keldai dijadikan santapan harian. Ini berikutan harga daging yang kian meningkat di Mesir. Produk sampingan itu telah menjadi menu gantian kepada daging lembu.
Daging-daging anjing dan keldai tersebut tidak dijual dalam bentuk asli, melainkan setelah diproses menjadi daging hancur (ada beberapa jenis daging untuk dijadikan makanan di Mesir). Daging tersebut telah tersebar luas di restoren dan hotel sekitar Iskandariah.
Berikut petikan dari Laman web EraMuslim
Beriringan dengan melonjaknya harga daging yang tembus hingga angka 50 persen di Mesir, beberapa produk olahan daging anjing dan keledai (semisal sosis, soguk, hawawshi, daging giling, dan lain-lain) beredar di pasaran kota-kota negara itu.
Surat kabar independen Mesir Al-Mashri Al-Yaum (27/4) menguak kasus beredarnya produk olahan daging tersebut di kota Alexandria. Beberapa puluh potongan kepala anjing dan keledai ditemukan di tempat jagal di bilangan Amiriya, Alexandria.
Salah seorang penduduk bilangan tersebut, Mahmoud Ali, mengaku jika beredarnya beberapa produk olahan daging anjing dan keledai di bilangannya sudah terjadi cukup lama. Kebanyakan produk tersebut dikemas dalam bentuk daging giling atau hawawshi.
"Produsen daging olahan itu kemudian menjual dan mendistribusikannya ke toko-toko dan warung-warung kebab," kata Ali.
Seorang penduduk yang lain, Salim Ahmad, mengatakan jika peredaran produk olahan daging tersebut tidak hanya terbatas di pasar-pasar kawasan kumuh (slum/ashwa'iyyah), tetapi juga di restoran-restoran dan hotel di Alexandria.
Namun, peredaran produk olahan daging anjing dan keledai itu lebih banyak terkonsentrasi dan sudah berlangsung sangat lama di kawasan penduduk menengah ke bawah dan kumuh (ahya ahu'biyyah wa ashwa'iyyah).
"Para penduduk di kawasan menengah ke bawah dan kawasan kumuh adalah konsumen produk tersebut. Mereka sebenarnya tahu itu produk daging anjing dan keledai, tetapi tetap saja mengkonsumsinya karena harganya yang terjangkau oleh uang mereka," jelas Gamal Abdul Lathif, seorang penduduk lainnya.
Pasca terungkapnya kasus ini secara publik, pihak pemerintahan daerah Alexandria kini segera melakukan penyelidikan serius.
Sementara itu, harian berbahasa Arab lainnya, Al-Quds (27/4), melansir, jika kasus beredarnya produk daging olahan anjing dan keledai ini juga terjadi di beberapa kawasan kumuh ibu kota Kairo dan provinsi Giza, semisal Kadrasah, Bulaq Daqrur, Warraq, dan lain-lain.
Di kawasan-kawasan tersebut, bukan hanya daging anjing dan keledai saja yang beredar, tetapi juga produk olahan daging kucing dan daging ternak tiren (mati kemaren).
Sekitar seminggu yang lalu, pihak keamanan Kairo berhasil meringkus petugas di salah satu rumah jagal di kota tersebut yang kedapatan tengah mengolah 'bangkai' daging kerbau. Petugas jagal itu mengaku jika dirinya mengumpulkan hewan-hewan ternak yang sudah mati dari para petani, untuk kemudian ia sembelih dan kuliti, dan dijadikan produk daging olahan.
Oleh : ibnuirfadzil.blogspot.com
Ha.. pasti semua pembaca akan menganga mulut apabila baru mengetahui berita ini.. (termasuk saya). Daging Anjing dan Daging Himar sudah dijual di pasaran Mesir.. Apa lagi? Ada sesiapa yang nak ulas isu ini mengikut perbahasan hukum? Sila.. sila..
sumber : DPMI (link)
Amat menjijikkan apabila daging anjing dan keldai dijadikan santapan harian. Ini berikutan harga daging yang kian meningkat di Mesir. Produk sampingan itu telah menjadi menu gantian kepada daging lembu.
Daging-daging anjing dan keldai tersebut tidak dijual dalam bentuk asli, melainkan setelah diproses menjadi daging hancur (ada beberapa jenis daging untuk dijadikan makanan di Mesir). Daging tersebut telah tersebar luas di restoren dan hotel sekitar Iskandariah.
Berikut petikan dari Laman web EraMuslim
Beriringan dengan melonjaknya harga daging yang tembus hingga angka 50 persen di Mesir, beberapa produk olahan daging anjing dan keledai (semisal sosis, soguk, hawawshi, daging giling, dan lain-lain) beredar di pasaran kota-kota negara itu.
Surat kabar independen Mesir Al-Mashri Al-Yaum (27/4) menguak kasus beredarnya produk olahan daging tersebut di kota Alexandria. Beberapa puluh potongan kepala anjing dan keledai ditemukan di tempat jagal di bilangan Amiriya, Alexandria.
Salah seorang penduduk bilangan tersebut, Mahmoud Ali, mengaku jika beredarnya beberapa produk olahan daging anjing dan keledai di bilangannya sudah terjadi cukup lama. Kebanyakan produk tersebut dikemas dalam bentuk daging giling atau hawawshi.
"Produsen daging olahan itu kemudian menjual dan mendistribusikannya ke toko-toko dan warung-warung kebab," kata Ali.
Seorang penduduk yang lain, Salim Ahmad, mengatakan jika peredaran produk olahan daging tersebut tidak hanya terbatas di pasar-pasar kawasan kumuh (slum/ashwa'iyyah), tetapi juga di restoran-restoran dan hotel di Alexandria.
Namun, peredaran produk olahan daging anjing dan keledai itu lebih banyak terkonsentrasi dan sudah berlangsung sangat lama di kawasan penduduk menengah ke bawah dan kumuh (ahya ahu'biyyah wa ashwa'iyyah).
"Para penduduk di kawasan menengah ke bawah dan kawasan kumuh adalah konsumen produk tersebut. Mereka sebenarnya tahu itu produk daging anjing dan keledai, tetapi tetap saja mengkonsumsinya karena harganya yang terjangkau oleh uang mereka," jelas Gamal Abdul Lathif, seorang penduduk lainnya.
Pasca terungkapnya kasus ini secara publik, pihak pemerintahan daerah Alexandria kini segera melakukan penyelidikan serius.
Sementara itu, harian berbahasa Arab lainnya, Al-Quds (27/4), melansir, jika kasus beredarnya produk daging olahan anjing dan keledai ini juga terjadi di beberapa kawasan kumuh ibu kota Kairo dan provinsi Giza, semisal Kadrasah, Bulaq Daqrur, Warraq, dan lain-lain.
Di kawasan-kawasan tersebut, bukan hanya daging anjing dan keledai saja yang beredar, tetapi juga produk olahan daging kucing dan daging ternak tiren (mati kemaren).
Sekitar seminggu yang lalu, pihak keamanan Kairo berhasil meringkus petugas di salah satu rumah jagal di kota tersebut yang kedapatan tengah mengolah 'bangkai' daging kerbau. Petugas jagal itu mengaku jika dirinya mengumpulkan hewan-hewan ternak yang sudah mati dari para petani, untuk kemudian ia sembelih dan kuliti, dan dijadikan produk daging olahan.
5 ulasan:
Itulah fahaman islam liberal sekarang ini.Kalau dah jadi macam yahudi apa apa pun boleh berlaku.
Yang jelas haram boleh jadi halal maka tidak hairan dengan daging anjing dalam pasaran di negeri mesir sekarang ini.
Lebih lebih lagi ada pendapat hanya babi sahaja yang haram dimakan, manakala anjing tidak tercatat didalam Quran.
Islam hari ini ialah Islam fahaman manusia bukan lagi wahyu.
Apabila dah begitu maka islam ikut suka merekalah. Malah ulamak juga turut ikut hawa nafsu mereka sendiri miskipoun ada nas dan shahih.
malaysia pun dah semakin nak menjurus ke arah itu lah juga. Mula-mula halal judi lepas ni halal lah pulak macam-macam benda yang haram
Wa-iyya dzubillah... bumi Masir bertambah teruk, bila makan makanan yg haram hati pun jadi keras, makanan jadi darah... rasa kasihan belas sesama manusia juga lenyap, hatta dgn penduduk Gaza yg satu bahasa/agama yg di sekat dari memasuki bumi Masir untuk mendapatkan makanan dan perubatan.. basic needs ... mungkin bumi Masir menunggu masa nak jatuh tersungkur?
Dunia sudah dipenghujung usia...manusia yang mengaku beragama Islam telah mula meninggalkan ajaran Islam dalam semua aspek seperti politik, cara berpakaian, soal makanan, halal haram, pergaulan bebas lelaki perempuan dan sebagainya. Semoga kita dan keluarga terhindar daripada perkara tersebut dan tetap dalam perliharaan Allah swt.
Nak diharap kepada kerajaan dan pemimpin negara masa ini untuk menjaga Islam ....sekelumit pun tidak boleh diharap langsung...kalau lesen judi pun diluluskan dengan alasan untuk elak judi secara haram (tanpa lesen), maka dua-dua pun haram...maka zaman jahiliah dan zaman moden jahiliah sama saja..cuma masa yang berbeza. Mungkin pemimpin kedua-dua zaman pun banyak mempunyai ciri-ciri persamaan...Cuba lihat dan fikir-fikirkan...!!!
Sungguh memeningkan kepala kita pula dengan satu isu demi satu isu menjelma.Yang pelik-pelik pulak tu!Banyak terjadi di negara Islam sekular.Bukankah Mesir terkenal dengan Al Azharnya dan ulamaknya.Bukan salah mereka tapi kerajaannya begitu.
Dah nyata halal dan haramnya diketahui umum,kenapa tak dirujuk kepada ulamak...akhir zaman ....macam mana,apa boleh buat...,kita tetap bantah atas perbuatan yang menghalalkan yang haram.
Perkara ini pasti menular ke negara islam yang lain.Apatah lagi,sekiranya Mesir dijadikan contoh dan ikutan kerana Mesir adalah Negara Islam yang terkenal dengan kehebatannya!
Malaysia dah tentu tak terlepas.Selagi ada pemimimpin yang serupa juga...dah pasti benda ini akan berlaku.Carilah pemimpin yang bertaqwa dan bekerjasama dengan kepimpinan para ulamak.
Janganlah nak harap sangat syiar Islam tersebar luas,selagi ada pihak yang menggalak dan mendokong perkara maksiat berlaku.
Harap-harap generasi baru serta berilmu dapat menapis segala bentuk virus yang melanda dunia ini.
Aamin ya rabbal aalamin.
Catat Ulasan