22 September 2010

Menjauhi sifat dengki

13 Syawal 1431H.

Oleh : Ustadz Muhammad bin Ahmad Assegaf

اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَ تُعَدُّ , وَ عَلىَ إحْسَانِهِ الَّذِيْ لاَ يُحَدُّ وَ عَوَّذَ نَبِيَّهُ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ وَ الصَلاَةُ وَ سَلاَمُ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اْلكَامِلْ فِى اْلحَسَبِ وَ النَّسَبِ عَلىَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ . اَمَّا بَعْدُ

Ikhwani, melanjutkan pembicaraan kita tentang macam-macam penyakit hati, kali ini kami akan menjelaskan singkat tentang hasad atau dengki. Sifat hasad atau dengki ini adalah juga termasuk penyakit hati yang mesti kita hindari.

Arti hasad atau dengki ialah apabila seseorang merasa sempit hati, serta kurang senang, melihat orang lain memperoleh nikmat/karunia dari ALLAH, baik dalam urusan agama ataupun dunia, serta mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut, senang melihat orang lain susah, tidak mempunyai rahmat dan belas kasihan serta suka berprasangka buruk terhadap orang lain. Semua itu ialah sifat-sifat yang membinasakan.

ALLAH SWT telah memerintahkan Rasulullah SAW agar senantiasa berlindung dari sifat dengki. Dalam surat Al-Falaq ayat 5, ALLAH berfirman,

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Dan dari kejahatan pendengki, apabila ia mendengki.”

Rasulullah SAW bersabda,

إيَّاكُمْ وَ الْحَسَدَ , فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلَ الْحَسَنَاتِ , كَمَ تَأْكُلَ النَّارِالحَطَبِ

“Jauhilah diri kalian dari sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan (pahala) kebajikan sebagaimana api membakar kayu.”

Dalam sabdanya yang lain Rasul berpesan,

لاَ تَجْتَمِعُ فِي خَوْفِ عَبْدٍ , اَلْإيْمَانُ وَالْحَسَدُ

“Tidak akan berkumpul di dalam batin seorang hamba itu iman dan dengki.”

Hadist ini amat berat. Dari hadist ini dapat kita pahami bahwa orang beriman tidak akan memiliki sifat dengki. Jikalau mempunyai sifat dengki, berarti ia belum beriman (belum sempurna imannya).

Rasulullah SAW bersabda,

ثَلاَثٌ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُنَّ أَحَدٌ : اَلْحَسَدُ , وَ الظَّنُّ , وَ الطِّيَرَةُ . أَفَلاَ اُنَبِّئُكُم بِالْمَخْرَجِ مِنْ ذَللِكَ : إذَا حَسَدْتَ فَلاَ تَبْغِ وَ إذَا ظَنَنْتَ فَلاَ تُحَقِّقِ , وَ إذَا تَطَيَّرْتَ فَامْضِ

“Tiga perkara yang tidak akan terlepas seseorang dari padanya, sifat dengki, prasangka buruk dan memandang sial terhadap sesuatu. Maukah engkau kutunjukkan jalan keluarnya. Jika engkau mendengki, jangan melampaui batas. Jika engkau berprasangka buruk, jangan engkau benarkan. Dan jika anda merasa sial, maka teruskanlah1.”

Orang yang mendengki hendaknya melawan perasaan hatinya dengan memuji orang yang didengki, serta memuliakan dan membantunya. Ini adalah cara yang paling mujarab untuk menghilangkan perasaan dengki.

Rasulullah SAW bersabda,

لاَ تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَبَاغَضُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا

“Janganlah engkau saling mendengki, janganlah membenci, dan janganlah saling bermusuhan.”

Lukman Al-Hakim berpesan kepada anaknya,

“Wahai anakku, waspadalah dari sifat dengki, karena ia merusak agama dan melemahkan jiwa serta menimbulkan penyesalan. Wahai anakku, tiada bencana yang lebih berat penderitaannya daripada kesombongan. Tiada kesedihan yang lebih menyusahkan penderitaannya daripada kedengkian.”

Itulah sebagian dari penyakit hati yang harus kita waspadai dan kita jauhi. Semoga ALLAH SWT mengampuni dosa–dosa kita, serta membersihkan jasmani, hati dan ruh kita. Amin.
--------------------------------------------------------------------------------
1. Maksudnya, jangan membatalkan perkara yang anda cita-citakan semata-mata karena menganggapnya sial.

Tiada ulasan: