“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al Baqarah: 186).
Tidak ada masa depan kecuali mempunyai harapan, kata orang bijak. Kenyataannya memang demikian. Harapan seringkali menambah semangat hidup dan fokus untuk meraih sesuatu yang diharapkan. Orang-orang yang rela mengorbankan waktunya untuk bangun tengah malam di saat banyak manusia terlelap, lalu berwudhuk dan melaksanakan shalat tahajjud serta mengadu nasibnya kepada Allah, juga karena memiliki harapan.
Tentunya banyak harapan yang akan diraih di saat demikian. Termasuk di antaranya, harapan mendapat perlindungan Allah dari segala bahaya, memperoleh jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup yang kadangkala begitu dahsyat menantang, dan harapan-harapan kebaikan lainnya. Bagi orang-orang seperti ini, yang ditunggu pasti ada. Dan Allah berjanji tidak akan menyia-nyiakan permintaan hamba-hambaNya yang ikhlas. Dalam berbagai firmanNya, Allah pun telah berjanji untuk mengabulkan doa, antara lain, “Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan doamu” (QS. Al Mukmin: 60).
Namun, penting bagi diterimanya doa adalah taat dan baik perilakunya. Dengan demikian, orang-orang yang senantiasa menjaga dirinya dengan perilaku-perilaku yang baik sama dengan menjaga harapan-harapannya agar dipenuhi oleh Allah. Sebaliknya, orang-orang yang gemar dalam kemungkaran dan sombong adalah orang-orang yang sesungguhnya tak memiliki harapan. Karena itu, sangat aneh bila orang-orang seperti ini dipilih sebagai para pemimpin yang akan mewujudkan harapan masyarakat.
Tidak ada masa depan kecuali mempunyai harapan, kata orang bijak. Kenyataannya memang demikian. Harapan seringkali menambah semangat hidup dan fokus untuk meraih sesuatu yang diharapkan. Orang-orang yang rela mengorbankan waktunya untuk bangun tengah malam di saat banyak manusia terlelap, lalu berwudhuk dan melaksanakan shalat tahajjud serta mengadu nasibnya kepada Allah, juga karena memiliki harapan.
Tentunya banyak harapan yang akan diraih di saat demikian. Termasuk di antaranya, harapan mendapat perlindungan Allah dari segala bahaya, memperoleh jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup yang kadangkala begitu dahsyat menantang, dan harapan-harapan kebaikan lainnya. Bagi orang-orang seperti ini, yang ditunggu pasti ada. Dan Allah berjanji tidak akan menyia-nyiakan permintaan hamba-hambaNya yang ikhlas. Dalam berbagai firmanNya, Allah pun telah berjanji untuk mengabulkan doa, antara lain, “Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan doamu” (QS. Al Mukmin: 60).
Namun, penting bagi diterimanya doa adalah taat dan baik perilakunya. Dengan demikian, orang-orang yang senantiasa menjaga dirinya dengan perilaku-perilaku yang baik sama dengan menjaga harapan-harapannya agar dipenuhi oleh Allah. Sebaliknya, orang-orang yang gemar dalam kemungkaran dan sombong adalah orang-orang yang sesungguhnya tak memiliki harapan. Karena itu, sangat aneh bila orang-orang seperti ini dipilih sebagai para pemimpin yang akan mewujudkan harapan masyarakat.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan