06 Disember 2011

Menyeberangi Dunia

10 Muharram 1433H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman

“Posisikan dirimu di dunia ini bagaikan orang asing atau seperti orang yang sedang menyeberang jalan” (HR. Bukhari).

Dunia ini diibaratkan dengan jalan yang sangat sibuk. Yaitu, jalan menuju perkampungan abadi. Berada di jalan sibuk meskipun dalam waktu sesaat, pilihan pertama adalah menjaga diri dengan berhati-hati dalam melintasinya. Kalau tidak, kecelakaan pasti menimpa. Bagi orang berakal tidak ingin dirinya terlindas. Juga tidak ingin anggota keluarga, saudara, dan orang lain celaka. Karena itu, saling menuntun di jalur penyeberangan agar selamat dalam meraih kampung yang dituju, penting dilakukan.

Apalagi kalau menyempatkan diri membuka lembaran-lembaran sejarah atau melihat kenyataan, sungguh akan didapati betapa banyak kisah tentang kecelakaan yang menimpa umat manusia ketika menyeberangi dunia ini. Sebahagian sejarah itu sengaja disebutkan dalam Alquran. Tujuannya agar menjadi pelajaran berharga bagi siapapun yang masih hidup di dunia ini. Makanya siapapun dianjurkan untuk sering-sering membaca kitab petunjuk tersebut.

Lebih-lebih hidup di dunia ini, meskipun waktunya singkat, amatlah menentukan. Maksudnya, bagaimana keadaan seseorang kelak di akhirat sangat ditentukan dari bagaimana dia berusaha hari ini di dunia ini. Allah berjanji akan menampakkan segala kebaikan sekaligus kejahatan yang dilakukan setiap hambanya, tanpa menganiaya sedikitpun. Yang sekecil zarrah juga akan dinampakkan, apalagi dosa besar seperti membunuh orang yang tak bersalah.

Oleh karena itu, jangan seperti orang-orang yang disebutkan dalam Alquran, yaitu berangan-angan akan mendapatkan kehidupan istimewa di akhirat kelak, sedangkan sewaktu di dunia ini berbuat kerusakan atau melanggar perintah Allah.

Serambi/-

Tiada ulasan: