Tidak semua orang yang terpilih dan diamanahkan sesuatu jawatan merasa dirinya manusia pilihan yang telah ditentukan oleh Allah SWT, meskipun tidak sedikit juga yang merasa demikian. Abu Bakar Siddiq r.a., misalnya, saat terpilih sebagai pemimpin umat setelah wafatnya Rasulullah SAW juga merasa dirinya bukan orang pilihan. Hal ini tercermin dalam pidatonya dalam nada yang sangat merendah diri beliau berkata, “Saudara-saudara, saya telah terpilih menjadi pemimpin, tetapi bukan kerana saya orang yang terbaik di antara kamu sekalian …”
Karena merasa dirinya bukan orang pilihan, Abu Bakar selalu menempatkan dirinya sebagai manusia biasa yang tidak sunyi dari berbagai kesilapan atau ketidak sempurnaan dalam melaksanakan amanah umat. Sehingga dalam bertugas, beliau merasa sangat memerlukan bantuan-bantuan orang lain. Tentunya, bantuan yang dimaksud adalah pada hal-hal yang baik, sebagaimana dapat difahami lanjutan ucapannya” … jika aku berbuat baik, bantulah aku; namun, jika aku berbuat salah luruskanlah aku.”
Mudah-mudahan orang-orang yang terpilih sebagai pemimpin di berbagai peringkat di Malaysia mengikuti jejak Abu Bakar. Iaitu, tidak tinggi hati atau selalu merasa dirinya bukan orang pilihan meskipun sudah terpilih, meyakini bahwa bantuan orang lain sangat penting, selalu untuk menerima cadangan dan pandangan dari siapa saja demi untuk kebaikan negara dan negeri, sesudah itu dia sangat takut untuk mengkhianati amanah. InsyaAllah, orang-orang seperti ini akan selalu mendapat pertolongan Allah sewaktu melaksanakan tugas dan mendapat keistimewaan dariNya di akhirat kelak kerana telah berbuat kebaikan secara ikhlas untuk hamba-hambaNya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan