25 Rejab 1431 H
Oleh : Jarjani Usman
“Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87).Asa artinya harapan. Putus asa adalah putus harapan. Meskipun terjadi, putus asa tak sepatutnya terjadi pada manusia.
Dan tak akan terjadi bila berharap semata-mata Allah. Allah Yang Maha Pengasih senantiasa memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada hamba-hambaNya untuk menggantungkan harapan kepada Nya. Sebab, tali harapan yang disangkutkan kepada Allah tak akan pernah putus dalam keadaan bagaimanapun.
Yang mana sesungguhnya tali Allah, dapat dicermati dalam sebuah sabda Rasulullah SAW. Sabdanya, “Ketahuilah bahwa saya meninggalkan bagi kalian dua hal yang berat, salah satunya adalah Kitabullah dan itu adalah tali Allah. Barangsiapa mengikutinya maka dia ada dalam petunjuk Allah dan barangsiapa meninggalkannya maka ia dalam kesesatan” (HR. Muslim).
Jelas sekali bahwa sesatnya manusia karena sudah jauh atau berpaling dari atau belum mendapat petunjuk Allah. Akibatnya, manusia tergelincir kesana-kemari tanpa arah. Arah-arah kesesatan pun dilaluinya, seperti melakukan pemalsuan, memutuskan hukum tidak sesuai dengan petunjuk Allah, mencuri harta orang lain, mengejar harta yang bukan miliknya, tidak punya rasa malu berbuat jahat, dan sejenisnya.
Itu semua jelas tergolong dalam perbuatan-perbuatan kufur, yang hanya dilakukan oleh ahli neraka. Oleh karena itu, gantungkanlah harapan setinggi-tingginya pada Allah, agar tak mengalami putus asa. Dalam al-Qur’an, Allah menjanjikan kemenangan yang terindah bagi yang senantiasa menggantungkan harapan kepada Nya.
Oleh : Jarjani Usman
“Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87).Asa artinya harapan. Putus asa adalah putus harapan. Meskipun terjadi, putus asa tak sepatutnya terjadi pada manusia.
Dan tak akan terjadi bila berharap semata-mata Allah. Allah Yang Maha Pengasih senantiasa memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada hamba-hambaNya untuk menggantungkan harapan kepada Nya. Sebab, tali harapan yang disangkutkan kepada Allah tak akan pernah putus dalam keadaan bagaimanapun.
Yang mana sesungguhnya tali Allah, dapat dicermati dalam sebuah sabda Rasulullah SAW. Sabdanya, “Ketahuilah bahwa saya meninggalkan bagi kalian dua hal yang berat, salah satunya adalah Kitabullah dan itu adalah tali Allah. Barangsiapa mengikutinya maka dia ada dalam petunjuk Allah dan barangsiapa meninggalkannya maka ia dalam kesesatan” (HR. Muslim).
Jelas sekali bahwa sesatnya manusia karena sudah jauh atau berpaling dari atau belum mendapat petunjuk Allah. Akibatnya, manusia tergelincir kesana-kemari tanpa arah. Arah-arah kesesatan pun dilaluinya, seperti melakukan pemalsuan, memutuskan hukum tidak sesuai dengan petunjuk Allah, mencuri harta orang lain, mengejar harta yang bukan miliknya, tidak punya rasa malu berbuat jahat, dan sejenisnya.
Itu semua jelas tergolong dalam perbuatan-perbuatan kufur, yang hanya dilakukan oleh ahli neraka. Oleh karena itu, gantungkanlah harapan setinggi-tingginya pada Allah, agar tak mengalami putus asa. Dalam al-Qur’an, Allah menjanjikan kemenangan yang terindah bagi yang senantiasa menggantungkan harapan kepada Nya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan