27 Rabi'ul Awal 1434 H. [MOD] -
Perih terluka karena orang yang kita cintai untuk bisa menyembuhkan
membutuhkan kekuatan dalam memulihkan luka perih dihati. Semakin besar
luka itu, semakin besar pula kekuatan yang dibutuhkan untuk menyembuhkan
luka itu. Seorang Ibu bertutur bahwa pernikahannya yang sudah
berlangsung sepuluh tahun, tiba-tiba suaminya bertingkah laku aneh,
hampir setiap hari menelponnya justru disaat dirinya sedang dikantor,
suaminya mengeluh dan menuduh sang istri tidak setia. Waktu berkenalan
dulu memang suami tipe pecemburu, tentu saja cemburu itu menghilang
ketika mereka sudah menikah, namun perkembangan akhir2 ini suaminya
bilang tidak benar2 mencintainya, terkadang menelpon meminta doanya agar
dia supaya tenang karena bila teringat sikap istrinya timbul marah
lagi. Suaminya juga suka menuduh bahwa dirinya sombong karena kariernya
dikantor menanjak terus sedangkan usahanya tidak maju-maju. Padahal dia
tidak pernah merendahkan suaminya. Hal seperti itulah timbul
pertengkaran karena kemarahan yang sudah tidak bisa terkendalikan.
Beliau merasa sudah tidak tahan hidup dalam rumah tangga seperti itu namun didalam lubuk hatinya tidak mau berpisah. Siang itu kedatangannya di Rumah Amalia berkenan untuk bershodaqoh dengan harapan mendapatkan keridhaan Allah sehingga mampu membukakan pintu hati suami. Tutur beliau dengan isak & tangis. Airmatanya mengalir begitu saja.
Beliau merasa sudah tidak tahan hidup dalam rumah tangga seperti itu namun didalam lubuk hatinya tidak mau berpisah. Siang itu kedatangannya di Rumah Amalia berkenan untuk bershodaqoh dengan harapan mendapatkan keridhaan Allah sehingga mampu membukakan pintu hati suami. Tutur beliau dengan isak & tangis. Airmatanya mengalir begitu saja.
Walaupun
hatinya terluka perih, ibu itu berdoa. Dirinya memohon agar Allah
berkenan menyejukkan hati suami yang dicintainya. Allah menjawab doanya.
Tak lama kemudian komunikasi dirinya & suaminya mencair, sekalipun
tidak mudah tetapi tidak ada lagi tutur kata saling menyerang bahkan
suaminya mengajak untuk sholat berjamaah. Anak-anak juga merasakan
kesejukan di dalam rumah. Sejak itu rumah tangga mereka berubah,
kesabaran sang ibu membuahkan hasil.
Ibu bersama anak-anak & suami
akhirnya lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Cinta
yang tulus membutuhkan pengorbanan untuk mengokohkan rumah tangganya
dari hempasan badai. Subhanallah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan