Shah Bundy
Setiap pemimpin akan dihadapkan pada dua kepentingan: kepentingan rakyat kecil dan kepentingan kaum elit. Lalu bagaimana cara mengatasi dua kepentingan tersebut? Mari kita perhatikan isi surat Imam Ali bin Abi Thalib (sa) kepada Malik Asytar An-Nakha’i. Malik Asytar adalah seorang gubernur di Mesir dan panglima perang pada masa kekhalifahannya.
Berikut ini salah satu bagian dari isi suratnya:
“Jadikan kesukaanmu yang sangat pada sesuatu yang paling dekat dengan kebenaran, paling luas dalam keadilan, dan paling meliputi kepuasaan bagi rakyat kecil. Sebab, kemarahan rakyat kecil mampu mengalahkan kepuasan kaum elit. Adapun kemarahan kaum elit dapat diabaikan dengan adanya kepuasan rakyat kecil.
Rakyat yang berasal dari kaum elit adalah paling berat membebani pemimpin Negara dalam masa kemakmuran; paling sedikit bantuannya di masa kesulitan; paling membenci keadilan; paling banyak tuntutannya, tapi paling sedikit rasa terima kasihnya bila diberi; paling lambat menerima alas an bila ditolak; dan paling sedikit kesabarannya bila berhadapan dengan bencana.
Adapun rakyat kecil, merekalah yang menjadi tiang agama dan kekuatan kaum muslimin. Karena itu, curahkan perhatianmu kepada mereka, dan arahkan kecenderunganmu kepada mereka.
Yang harus paling kaujauhkan dan kaubenci adalah orang yang paling bersemangat dalam mencari-cari kekurangan orang lain. Padahal setiap orang pasti memiliki kekurangan yang menjadi kewajiban seorang pemimpin negara untuk menutupinya. Maka janganlah kamu membongkar apa yang tak tampak bagimu, sedangkan kewajibanmu ialah membersihkan apa yang sudah jelas tampak bagimu. Dan Allah-lah yang akan memutuskan hal itu. Maka rahasiakanlah rahasia orang lain sedapat mungkin, niscaya Allah juga menutupi rahasia dirimu yang kau tidak ingin diketahui oleh rakyatmu.” (Nahjul Balaghah)
Setiap pemimpin akan dihadapkan pada dua kepentingan: kepentingan rakyat kecil dan kepentingan kaum elit. Lalu bagaimana cara mengatasi dua kepentingan tersebut? Mari kita perhatikan isi surat Imam Ali bin Abi Thalib (sa) kepada Malik Asytar An-Nakha’i. Malik Asytar adalah seorang gubernur di Mesir dan panglima perang pada masa kekhalifahannya.
Berikut ini salah satu bagian dari isi suratnya:
“Jadikan kesukaanmu yang sangat pada sesuatu yang paling dekat dengan kebenaran, paling luas dalam keadilan, dan paling meliputi kepuasaan bagi rakyat kecil. Sebab, kemarahan rakyat kecil mampu mengalahkan kepuasan kaum elit. Adapun kemarahan kaum elit dapat diabaikan dengan adanya kepuasan rakyat kecil.
Rakyat yang berasal dari kaum elit adalah paling berat membebani pemimpin Negara dalam masa kemakmuran; paling sedikit bantuannya di masa kesulitan; paling membenci keadilan; paling banyak tuntutannya, tapi paling sedikit rasa terima kasihnya bila diberi; paling lambat menerima alas an bila ditolak; dan paling sedikit kesabarannya bila berhadapan dengan bencana.
Adapun rakyat kecil, merekalah yang menjadi tiang agama dan kekuatan kaum muslimin. Karena itu, curahkan perhatianmu kepada mereka, dan arahkan kecenderunganmu kepada mereka.
Yang harus paling kaujauhkan dan kaubenci adalah orang yang paling bersemangat dalam mencari-cari kekurangan orang lain. Padahal setiap orang pasti memiliki kekurangan yang menjadi kewajiban seorang pemimpin negara untuk menutupinya. Maka janganlah kamu membongkar apa yang tak tampak bagimu, sedangkan kewajibanmu ialah membersihkan apa yang sudah jelas tampak bagimu. Dan Allah-lah yang akan memutuskan hal itu. Maka rahasiakanlah rahasia orang lain sedapat mungkin, niscaya Allah juga menutupi rahasia dirimu yang kau tidak ingin diketahui oleh rakyatmu.” (Nahjul Balaghah)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan