22 Januari 2010

Amar Makruf dan Nahi Mungkar

6 Safar 1431H
Email : Shah Bundy

Ajaran-ajaran agama mendorong rakyat untuk menjalankan kewajiban yang besar ini terlebih lagi pada hal-hal yang berkaitan dengan para penguasa.

Imam Ali As bersabda: “Seluruh perbuatan baik dan jihad di jalan Allah dibandingkan dengan perbuatan memerintah pada sesuatu yang makruf dan melarang pada sesuatu yang mungkar, laksana setitis air di hadapan laut yang luas membentang dengan ombaknya. Dan sesungguhnya memerintah pada sesuatu yang makruf (amar makruf) dan melarang pada sesuatu yang mungkar (nahi mungkar) itu tidak mendekatkan pada ajal dan tidak mengurangi kadar rezkinya. Bahkan perbuatan yang lebih baik dari itu semua adalah, menyampaikan perkataan yang benar di hadapan seorang penguasa yang zalim.

Sebab keutamaan mengucapkan perkatan adil di hadapan para penguasa yang zalim adalah karena rakyat biasanya tunduk dan taat kepada para pemimpinnya dan perbuatan mereka itu memiliki keluasan yang dapat menyesatkan masyarakat. Oleh karena itu, memberikan peringatan dan petunjuk kepada mereka memiliki nilai yang sangat tinggi.


Imam Baqir As bersabda: “Seorang yang pergi menuju penguasa yang zalim dan ia memerintahkannya untuk bertakwa kepada Allah Swt, menasihatinya dan memberi peringatan agar takut akibat dari ketidak takwaannya, maka ia akan mendapatkan balasan pahala sebanyak jin dan manusia dan amalan-amalan mereka.


Dalam pandangan Islam, kewajiban amar makruf dan nahi mungkar memainkan peran sangat penting. Termasuk kepada para penguasa. Karena meninggalkan hal tersebut dapat menyebabkan siksaan Allah Swt. Imam Ali As besabda: “Allah Swt tidak akan menyiksa seluruh rakyat dikarenakan dosa-dosa yang terselubung pada orang-orang tertentu, namun jika orang-orang tertentu tadi secara terang-terangan melakukan dosa dan rakyat secara umum tidak memperotes mereka, kedua golongan (orang-orang tertentu dan masyarakat umum) tadi akan menerima siksa Allah Swt.

tok malim


Tiada ulasan: