09 September 2010

Senyum sejenak (2)

29 Ramadhan 1431 H.

JARAK DUNIA

Suatu hari dikatakan kepada Juha:”Berapa hasta jarak bumi?” Dan saat itu lalulah jenazah, maka Juha berkata kepada mereka:”Mayat ini akan menjawab pertanyaan kalian, maka tanyalah dia kerana dia telah menjelajahi dunia dan sekarang dia telah keluar dari dunia (meninggalkan dunia).”

PETANI ATAU RAJA

Suatu hari Juha ditanya:”Siapa yang lebih hebat, Raja atau petani?” Lalu dia menjawab:”Petani lebih hebat, kerana seandainya petani tidak menanam gandum, maka Raja akan mati kelaparan.”

AKU TIDAK BOLEH MEMBACA

Seorang laki-laki memberikan buku kepada Juha supaya dia membacanya, lalu Juha kesulitan dalam membaca buku tersebut… dia tidak tahu apa isi buku itu dan dia ingin terbebas dari celaan mereka. Maka Juha bertanya kepada laki-laki yang memberinya buku:”Dari mana engkau mendapatkan buku ini?”Laki-laki itu menjawab:”Dari kota Halab…”Maka Juha berkata:”Engkau benar…dan siapa yang memberi tahumu bahwa aku bisa membaca bacaan dengan bahasa Halab ”

BERAPA ORANG GILA DI KAMPUNG INI

Dikatakan kepada Juha :”Hitunglah jumlah orang-orang gila dikampung ini.”
Juha berkata:”Ini sangat panjang…..akan tetapi aku boleh dengan mudah menghitung untuk kalian jumlah orang-orang yang berakal”

YA ALLAH, MATIKAN AKU SEPERTI MATINYA BAPAKKU

Anak Juha pernah berdoa kepada Allah dengan berkata:”Ya Allah, matikanlah aku seperti kematian bapakku.”

Maka orang-orang bertanya bertanya kepadanya:”Memang bagaimana kematian bapakmu?’Maka dia berkata:Dahulu bapakku makan daging onta panggang…dan sepiring manisan lalu naik keloteng dan tidur di bawah pancaran sinar matahari, dan belum bangun sampai sekarang.”

MENINGGALNYA BAPAK JUHA

Bapak Juha meninggal dunia, lalu dikatakan kepada Juha:”Pergi dan belilah kain kafan.”

Juha menjawab:”Demi Allah, sungguh aku khawatir kalau aku pergi membeli kafan dan aku tertinggal dari shalat jenazah.”

APA INI?

Ketika Juha kecil ibunya pergi ke pesta (walimah) pernikahan dan dia meninggalkan Juha sendirian di rumah setelah diberi pesan supaya menjaga pintu. Juha duduk menjaga pintu sampai waktu Ashar, dan ketika ibunya belum pulang juga, bangkitlah Juha dari duduk dan mencopot pintu tersebut lalu memikulnya di atas punggungnya lalu membawanya kepada ibunya.

Ketika ibunya melihat Juha, dia berteriak:”Celaka kamu Juha, apa ini?” Maka Juha menjawab:”Engkau telah berpesan kepadaku untuk menjaga pintu ini, maka ini aku bawakan pintunya untukmu dan telah aku jaga dengan baik.”

DEMI ALLAH, WAHAI BAPAKKU, MEREKA MENUJU RUMAH KITA

Pada suatu hari rombongan pembawa jenazah melewati Juha, saat itu anak Juha bersama Juha, dan di antara rombongan ada seorang wanita yang menjerit dan berkata (kepada jenazah):”Sekarang mereka akan membawamu ke sebuah rumah yang tidak ada alasnya (sofa), tidak ada atapnya, tidak ada roti dan tidak ada air minumnya……”

Anak Juha berkata kepada bapaknya:”Demi Allah wahai bapakku sesungguhnya mereka akan menuju ke rumah kita.” (karena rumah Juha memiliki cirri-ciri seperti yang disebutkan oleh wanita tersebut, padahal yang dimaksud adalah “kuburan”)

(Sumber: Diterjemahkan dari من نوادر جحا dari www.majdah.maktoob.com
Oleh Abu Yusuf Sujono)

Tiada ulasan: