24 Januari 2012

Semut dan Kerjasama

1 Rabiul Awal 1433H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman

“Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman” (QS. Yunus: 101).

Banyak orang suka melihat makhluk besar seperti gajah. Namun sebaiknya juga tidak mengabaikan makhluk kecil, seperti semut. Sebab, pada semut pun banyak pelajarannya. Tak jarang didapati semut-semut kecil membawa beban yang jauh lebih besar dari ukuran badannya. Bahkan kalau tidak benar-benar memperhatikan, seakan-akan apa yang dibawa itu bergerak sendiri. Mereka bersatu dalam menggotong beban, juga bersatu tentang arah beban itu akan dibawa.

Pada makhluk kecil ciptaan Allah yang bernama semut terdapat pelajaran bekerjasama bagi manusia. Untuk terciptanya kerjasama perlu dilalui dengan terlebih dahulu menyatukan pendapat. Bila sudah bersatu, sebesar atau seberat apapun masalahnya, meskipun terasa tak mungkin, insya Allah akan bisa dilaksanakan bersama. Bila sudah diputuskan, juga penting beristiqamah agar tak tersendat-sendat sehingga mengganggu penyelesaian masalah lain yang juga penting. Membangun komunikasi yang baik dengan sesama juga tak kalah pentingnya. Apalagi tak jarang terjadi, kerjasama menjadi gagal terlaksana dan bahkan meninggalkan kesan tak enak, hanya karena miskomunikasi.

Terjadinya kegagalan demi kegaglan dalam penyelesaian masalah umat selama ini pun, juga banyak dipicu oleh ketidakmauan menyatukan pendapat. Akibatnya, masalah-masalah kecil pun menjadi besar dan butuh waktu lama untuk penyelesaiannya. Masing-masing pihak merasa diri lebih berkuasa, meskipun sebenarnya itu untuk kepentingan umat.

Serambi/-

Tiada ulasan: