20 Ramadhan 1434 H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman
“Berikanlah kerabat dekat, orang miskin dan ibnu sabil hak-hak mereka. dan jangan sekali-sekali bersikap boros, sesungguhnya orang yang suka bersikap mubazir adalah teman setan” (QS. al-Isra’: 26 - 27).
Sebahagian orang bertanya mengapa setan yang katanya diikat di bulan Ramadhan, ternyata masih juga berkeliaran di sana-sini. Buktinya, masih ada orang yang terus-menerus tergoda (seperti di bulan-bulan sebelumnya) untuk berperilaku boros dengan makanan dan waktu, misalnya.
Mubazir dengan waktu disebabkan adanya anggapan bahwa tidur adalah ibadah. Sehingga ada yang suka bermalas-malasan membiarkan waktu sepanjang hari tak digunakan di bulan suci ini, dengan menyalahkan puasa.
Padahal ibadah puasa samasekali bukan mengajak untuk malas, tetapi malah mengajari tubuh dan jiwa bagaimana beratnya hidup orang-orang miskin yang tetap bekerja banting tulang meskipun tiada makanan dan minuman di dalam tubuh. Sehingga muncul rasa empati untuk gemar berbagi dengan sesama hamba Allah dalam hidup ini.
Bukan hanya mubazir dengan waktu, sebahagian orang juga mubazir dengan makanan. Untuk hal ini juga, ibadah puasa yang kerap disalahkan. Sebahagian orang sengaja membuat makanan berlebihan di bulan ini, tetapi bukan untuk disedekahkan kepada kerabat atau tetangga atau orang-orang miskin dan anak-anak yatim. Namun, sengaja dibuat berlebihan demi memenuhi hawa nafsu yang seakan-akan tak cukup untuk menebus rasa lapar dan haus saat berpuasa di siang hari. Padahal makanan berlebihan di dalam tubuh juga menyengsarakan, dan susah untuk beribadah.
Sejatinya dengan berpuasa, kita semakin baik dan tidak mubazir. Penting juga menyadari (kembali) bahwa setan bukan hanya berasal dari jin, tetapi juga dari insan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan