Oleh : Shah Bundy
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyatakan, termasuk di antara bahaya pemisahan agama dari politik adalah ketika politik terpisah dari agama, maka saat itu pula politik juga akan terpisah dari etika. Rahbar dalam khutbah Jumatnya di Tehran, menekankan bahwa nilai-nilai Revolusi Islam tidak dapat usang, yakni selalu menarik dan aktual bagi masyarakat. Rahbar menegaskan, pemerintah akan menindak orang-orang yang menentang prinsip dan keamanan masyarakat.
Rahbar menegaskan, perbedaan kecenderungan dan metode tidak merugikan bahkan menguntungkan, namun harus berada di dalam koridor negara. Rahbar melanjutkan bahwa di negara-negara yang mengklaim sebagai pionir di kancah demokrasi, tidak ada kelompok atau partai yang menentang prinsip negara tersebut. Rahbar seraya menyinggung bahwa perbedaan metode dan selera malah justru menguntungkan masyarakat, mengatakan, "Keberadaan pihak-pihak dan kelompok yang mengkritik karena berbeda pandangan, malah menguntungkan negara dengan syarat bahwa hal itu masih berada dalam koridor prinsip-prinsip Islam, undang-undang dasar dan wasiat Imam Khomeini ra." Dikatakannya pula, "Jika seseorang atau sebuah kelompok mempunyai pandangan yang bertentangan dan berbeda, pemerintah tidak berurusan dengan hal itu.
Akan tetapi jika kelompok itu menunjukkan sikap perlawanan dan menarik pedang terhadap Revolusi Islam Iran, maka Iran seperti negara-negara lainnya di dunia ini, akan membela diri dengan bersikap tegas." Dikatakannya, "Jika seseorang dan sebuah kelompok tidak melakukan kekerasan, perlawanan terhadap pondasi-pondasi sistem, penyebaran fitnah dan kebohongan., maka ia bebas beraktivitas dalam menyampaikan pandangannya, dan siapapun tidak akan mengusiknya."
Dalam bagian khutbahnya, Rahbar menyinggung sikap Imam Khomeini ra dalam menghadapi fitnah di awal revolusi, termasuk dari kelompok munafikin (MKO). Dikatakannya, "Imam Khomeini ra pada awalnya bersikap toleran dan memberikan nasehat. Namun ketika cara itu tidak memberikan hasil, Imam Khomeini menunjukkan sikap yang tegas." Beliau menambahkan, "Sikap tegas Imam Khomeini ra bahkan nampak pada tingkat lebih dari jabatan presiden. Di penghujung umurnya, Imam Khomeini menyikapi dengan tegas siapapun yang tidak dapat dinasehati."
Seraya menjelaskan bahwa di antara bukti kepercayaan masyarakat terhadap Republik Islam Iran adalah partisipasi 40 juta orang dalam pemilu, Rahbar menjelaskan, rakyat dan pemerintah saling mempercayai. Lebih lanjut Rahbar menjelaskan, meski dihadapkan pada berbagai propaganda dan makar musuh, rakyat Iran tetap akan tampil kokoh pada pemilu mendatang. Menurut beliau, Republik Islam Iran akan menjadi Republik Islam yang sesungguhnya ketika melangkah di atas prinsip-prinsip kokoh Imam Khomeini. Di akhir khutbahnya, Rahbar menyinggung pawai akbar memperingati Hari Al-Quds Sedunia seraya berharap agar pawai akbar ini tidak menjadi ajang perpecahan, karena ada pihak-pihak yang ingin menyalahgunakan partisipasi masyarakat tersebut. Beliau menyebut Hari Al-Quds Sedunia sebagai peninggalan Imam yang luar biasa. Dikatakannya, bangsa besar dan sadar Iran, Jumat depan, kembali bersatu mendukung bangsa Palestina dan mengguncang negara-negara arogan.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyatakan, termasuk di antara bahaya pemisahan agama dari politik adalah ketika politik terpisah dari agama, maka saat itu pula politik juga akan terpisah dari etika. Rahbar dalam khutbah Jumatnya di Tehran, menekankan bahwa nilai-nilai Revolusi Islam tidak dapat usang, yakni selalu menarik dan aktual bagi masyarakat. Rahbar menegaskan, pemerintah akan menindak orang-orang yang menentang prinsip dan keamanan masyarakat.
Rahbar menegaskan, perbedaan kecenderungan dan metode tidak merugikan bahkan menguntungkan, namun harus berada di dalam koridor negara. Rahbar melanjutkan bahwa di negara-negara yang mengklaim sebagai pionir di kancah demokrasi, tidak ada kelompok atau partai yang menentang prinsip negara tersebut. Rahbar seraya menyinggung bahwa perbedaan metode dan selera malah justru menguntungkan masyarakat, mengatakan, "Keberadaan pihak-pihak dan kelompok yang mengkritik karena berbeda pandangan, malah menguntungkan negara dengan syarat bahwa hal itu masih berada dalam koridor prinsip-prinsip Islam, undang-undang dasar dan wasiat Imam Khomeini ra." Dikatakannya pula, "Jika seseorang atau sebuah kelompok mempunyai pandangan yang bertentangan dan berbeda, pemerintah tidak berurusan dengan hal itu.
Akan tetapi jika kelompok itu menunjukkan sikap perlawanan dan menarik pedang terhadap Revolusi Islam Iran, maka Iran seperti negara-negara lainnya di dunia ini, akan membela diri dengan bersikap tegas." Dikatakannya, "Jika seseorang dan sebuah kelompok tidak melakukan kekerasan, perlawanan terhadap pondasi-pondasi sistem, penyebaran fitnah dan kebohongan., maka ia bebas beraktivitas dalam menyampaikan pandangannya, dan siapapun tidak akan mengusiknya."
Dalam bagian khutbahnya, Rahbar menyinggung sikap Imam Khomeini ra dalam menghadapi fitnah di awal revolusi, termasuk dari kelompok munafikin (MKO). Dikatakannya, "Imam Khomeini ra pada awalnya bersikap toleran dan memberikan nasehat. Namun ketika cara itu tidak memberikan hasil, Imam Khomeini menunjukkan sikap yang tegas." Beliau menambahkan, "Sikap tegas Imam Khomeini ra bahkan nampak pada tingkat lebih dari jabatan presiden. Di penghujung umurnya, Imam Khomeini menyikapi dengan tegas siapapun yang tidak dapat dinasehati."
Seraya menjelaskan bahwa di antara bukti kepercayaan masyarakat terhadap Republik Islam Iran adalah partisipasi 40 juta orang dalam pemilu, Rahbar menjelaskan, rakyat dan pemerintah saling mempercayai. Lebih lanjut Rahbar menjelaskan, meski dihadapkan pada berbagai propaganda dan makar musuh, rakyat Iran tetap akan tampil kokoh pada pemilu mendatang. Menurut beliau, Republik Islam Iran akan menjadi Republik Islam yang sesungguhnya ketika melangkah di atas prinsip-prinsip kokoh Imam Khomeini. Di akhir khutbahnya, Rahbar menyinggung pawai akbar memperingati Hari Al-Quds Sedunia seraya berharap agar pawai akbar ini tidak menjadi ajang perpecahan, karena ada pihak-pihak yang ingin menyalahgunakan partisipasi masyarakat tersebut. Beliau menyebut Hari Al-Quds Sedunia sebagai peninggalan Imam yang luar biasa. Dikatakannya, bangsa besar dan sadar Iran, Jumat depan, kembali bersatu mendukung bangsa Palestina dan mengguncang negara-negara arogan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan