Jangan mati sebelum mati tetapi jadi lah orang yang sentiasa hidup disisi Allah SWT. Sabda Rasulullah s.a.w "Perumpamaan orang yang ingat akan Allah dengan orang yang tidak ingat akan Allah seperti hidup dan mati?"(HR. Bukhari dan Muslim).
Mati mustahil boleh terjadi dua kali pada insan selama hidup di dunia ini. Namun ada sebahagian manusia yang mati hatinya sebelum jasad berpisah dengan nyawa. Sebagai dikatakan dalam hadits di atas, hati menjadi mati karena tidak mengingat Allah. Orang yang lupakan Allah diibarat tanaman yang kekeringan tanpa disirami. Keringnya tanaman tanpa air begitulah keringnya jasad tanpa ingat kepada Allah. Demikianlah betapa ramai yang mati sebelum mati apabila dia lupakan Allah.
Hati yang mati dapat dikenali. Sandaran hati yang mati selalu pada harta benda. Sehingga ia akan mudah kecewa dan berputus asa ketika harapannya untuk mendapatkan sesuatu tidak berhasil sepenuhnya atau memperolihi separuh apalagi gagal mandapatkannya. Sedangkan hati yang hidup akan selalu mengingat bahwa Allah pernah berfirman tentang akan diujinya manusia dengan berbagai kekurangan harta benda. Lalu kesabaran menjadi sandaran hidup bagi insan yang hidup hatinya . Tujuannya, untuk menguji sejauhmana kekuatan iman seseorang. Namun hati yang mati jauh dari ayat ayat Allah, sandaran hati yang mati cuma pada dunia semata-mata. Mereka sangat jauh dari ayat-ayat Allah.
Hati yang mati tidak meninggalkan bau tetapi empunya diri sangat beruntung jika dapat menyedari hatinya telah mati. Sebab, masih ada kesempatan untuk menghidup kembali. Menghidupkan hati yang mati memerlukan kesabaran dan ketekunan kita dalam menyiraminya setiap waktu. Allah berjanji akan membantu hambanya kerana Allah berjanji akan menerima taubat setiap hambaNya, meskipun dosa dosanya sudah memenuhi langit dan bumi.
Maha Suci Allah dengan segala Kebesarannya, hidupkan hati-hati kami untuk terus mendekatiMu. Jadikan hati-hati kami terus subur dengan siraman Hidayah Mu.
Mati mustahil boleh terjadi dua kali pada insan selama hidup di dunia ini. Namun ada sebahagian manusia yang mati hatinya sebelum jasad berpisah dengan nyawa. Sebagai dikatakan dalam hadits di atas, hati menjadi mati karena tidak mengingat Allah. Orang yang lupakan Allah diibarat tanaman yang kekeringan tanpa disirami. Keringnya tanaman tanpa air begitulah keringnya jasad tanpa ingat kepada Allah. Demikianlah betapa ramai yang mati sebelum mati apabila dia lupakan Allah.
Hati yang mati dapat dikenali. Sandaran hati yang mati selalu pada harta benda. Sehingga ia akan mudah kecewa dan berputus asa ketika harapannya untuk mendapatkan sesuatu tidak berhasil sepenuhnya atau memperolihi separuh apalagi gagal mandapatkannya. Sedangkan hati yang hidup akan selalu mengingat bahwa Allah pernah berfirman tentang akan diujinya manusia dengan berbagai kekurangan harta benda. Lalu kesabaran menjadi sandaran hidup bagi insan yang hidup hatinya . Tujuannya, untuk menguji sejauhmana kekuatan iman seseorang. Namun hati yang mati jauh dari ayat ayat Allah, sandaran hati yang mati cuma pada dunia semata-mata. Mereka sangat jauh dari ayat-ayat Allah.
Hati yang mati tidak meninggalkan bau tetapi empunya diri sangat beruntung jika dapat menyedari hatinya telah mati. Sebab, masih ada kesempatan untuk menghidup kembali. Menghidupkan hati yang mati memerlukan kesabaran dan ketekunan kita dalam menyiraminya setiap waktu. Allah berjanji akan membantu hambanya kerana Allah berjanji akan menerima taubat setiap hambaNya, meskipun dosa dosanya sudah memenuhi langit dan bumi.
Maha Suci Allah dengan segala Kebesarannya, hidupkan hati-hati kami untuk terus mendekatiMu. Jadikan hati-hati kami terus subur dengan siraman Hidayah Mu.
1 ulasan:
MasyaAllah,tersentuh hati bila membaca catatan di atas.barakallah
Catat Ulasan