“Dan Dialah yang membuat kamu tidur di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan” (QS. Al-An‘am: 60).
Kalau ada waktu, luangkanlah masa untuk membayangkan saat-saat kita berada dalam keadaan tidak sedar pada setiap hari. Iaitu, di waktu terlelap tidur. Sepatutnya sebelum tidur, kita menyempatkan diri untuk menyerahkan diri kepada Sang Pencipta, Allah Ta‘ala.
Di saat tidur, tubuh kita benar-benar berada dalam keadaan sangat lemah. Kita juga tidak boleh memberi jaminan apakah akan dibangunkan kembali sesudah itu. Juga kita tidak pernah mengetahui apakah kita akan diberikan kesempatan untuk menikmati hari-hari selanjutnya dalam keadaan yang sama baiknya seperti sebelumnya kita tidur.
Bagaimana kalau seandainya kita terlelap dalam tidur untuk tempoh yang panjang atau tidak dibangunkan lagi di keesokan harinya setelah kita cuma tidur pada malam harinya dengan niat untuk bangun semula? Sedangkan banyak janji dan hutang telah kita buat kepada sekian banyak manusia. Siapa yang akan menunaikannya?
Kita wajib bersyukur kepada Allah di kala dibangunkan di keesokan harinya. Caranya bukan hanya dengan menunaikan kewajipan seperti sembahyang dan memohon doa agar mampu diberikan kekuatan untuk untuk melalui detik-detik kehidupan berikutnya, tetapi juga berjanji untuk melakukan yang terbaik pada hari ini.
Kewajipan itu ialah menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar. Bukan sebaliknya. Juga membuat janji kepada manusia dengan kata-kata insya Allah, kalau Allah mengizinkan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan