UMURKU 40 TAHUN
Suatu hari Juha ditanya:”Berapa umurmu?” Maka dia menjawab:”Umurku 40 tahun.” Setelah berlalu sepuluh tahun, dia ditanya lagi tentang umurnya, maka dia menjawab:”Umurku 40 tahun.” Lalu mereka berkata kepadanya:”Sesungguhnya kami bertanya kepadamu sejak sepuluh tahun yang lalu, lalu kamu katakan bahwa umurmu 40 tahun, dan sekarang engkau katakan kalau umurmu 40 juga.”Lalu Juha menjawab:”Aku adalah lelaki yang tidak merubah ucapanku, dan aku tidak pula kembali atau rujuk dari perkataanku, dan ini adalah perilaku orang-orang merdeka/bebas.”
KASUT DAN DURI
Suatu hari Juha melewati sebuah jalan lalu kakinya tertusuk duri dan itu menyakitkannya, ketika kembali kerumahnya dia mencabut durinya dan berkata:”Alhamdulillah.”Lalu istrinya bertanya:”Karena apa engkau mengucapkan Alhamdulillah?”Dia berkata:”Aku memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah) karena aku tadi tidak memakai kasut baruku, kalau aku memakainya pasti kasutku koyak karena duri itu.”
JANGAN KAU PECAHKAN TEMPAYAN ITU
Suatu hari Juha memberikan kepada pembantunya tempayan supaya diisi air dari sungai, kemudian Juha menampar wajah pembantunya dengan keras, lalu dia berkata:”Hati-hati kamu, jangan sampai memecahkan tempayan itu.” Maka dikatakan kepada Juha:”Kenapa engkau menampar wajahnya padahal dia belum memecahkan tempayan itu?” Juha menjawab:”Aku ingin memperlihatkan kepadanya hukuman apabila memecahkannya, supaya dia berhati-hati terhadap tempayan itu.”
KELEDAI HILANG
Suatu hari hilanglah keledai Juha, lalu dia bersumpah apabila menemukan keledainya dia akan menjualnya dengan satu dinar. Maka ketika dia menemukan keledainya dia mengambil kucing dan mengikatnya dengan tali, lalu mengikatkan tali itu di leher keledainya. Kemudian dia membawa keledai dan kucingnya ke pasar dan berkata:”Siapa yang mau membeli keledai dengan satu dinar dan kucing dengan seratus dinar?”Dia menambahkan:” Tapi aku tidak menjual keduanya secara terpisah.”
MENGIRINGI JENAZAH
Salah seorang bertanya kepada Juha, mana yang lebih afdal berjalam mengiringi jenazah di depan atau di belakangnya? Maka Juha menjawab:”Jangan berjalan di atas keranda mayatnya, dan berjalanlah di manapun kamu suka.”
Suatu hari Juha ditanya:”Berapa umurmu?” Maka dia menjawab:”Umurku 40 tahun.” Setelah berlalu sepuluh tahun, dia ditanya lagi tentang umurnya, maka dia menjawab:”Umurku 40 tahun.” Lalu mereka berkata kepadanya:”Sesungguhnya kami bertanya kepadamu sejak sepuluh tahun yang lalu, lalu kamu katakan bahwa umurmu 40 tahun, dan sekarang engkau katakan kalau umurmu 40 juga.”Lalu Juha menjawab:”Aku adalah lelaki yang tidak merubah ucapanku, dan aku tidak pula kembali atau rujuk dari perkataanku, dan ini adalah perilaku orang-orang merdeka/bebas.”
KASUT DAN DURI
Suatu hari Juha melewati sebuah jalan lalu kakinya tertusuk duri dan itu menyakitkannya, ketika kembali kerumahnya dia mencabut durinya dan berkata:”Alhamdulillah.”Lalu istrinya bertanya:”Karena apa engkau mengucapkan Alhamdulillah?”Dia berkata:”Aku memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah) karena aku tadi tidak memakai kasut baruku, kalau aku memakainya pasti kasutku koyak karena duri itu.”
JANGAN KAU PECAHKAN TEMPAYAN ITU
Suatu hari Juha memberikan kepada pembantunya tempayan supaya diisi air dari sungai, kemudian Juha menampar wajah pembantunya dengan keras, lalu dia berkata:”Hati-hati kamu, jangan sampai memecahkan tempayan itu.” Maka dikatakan kepada Juha:”Kenapa engkau menampar wajahnya padahal dia belum memecahkan tempayan itu?” Juha menjawab:”Aku ingin memperlihatkan kepadanya hukuman apabila memecahkannya, supaya dia berhati-hati terhadap tempayan itu.”
KELEDAI HILANG
Suatu hari hilanglah keledai Juha, lalu dia bersumpah apabila menemukan keledainya dia akan menjualnya dengan satu dinar. Maka ketika dia menemukan keledainya dia mengambil kucing dan mengikatnya dengan tali, lalu mengikatkan tali itu di leher keledainya. Kemudian dia membawa keledai dan kucingnya ke pasar dan berkata:”Siapa yang mau membeli keledai dengan satu dinar dan kucing dengan seratus dinar?”Dia menambahkan:” Tapi aku tidak menjual keduanya secara terpisah.”
MENGIRINGI JENAZAH
Salah seorang bertanya kepada Juha, mana yang lebih afdal berjalam mengiringi jenazah di depan atau di belakangnya? Maka Juha menjawab:”Jangan berjalan di atas keranda mayatnya, dan berjalanlah di manapun kamu suka.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan