16 Syawal 1433H. [MOD] -
"Kau jaga selalu hatimu, saat jauh dariku, tunggu aku kembali, ku mencintaimu selalu, menyayangimu sampai akhir menutup mata," melantun merdu, laki-laki itu meneteskan air mata. Terbayang wajah istri yang mencintainya namun dirinya tidak mampu menjaga kesetiaan. Ditengah tugas rutin kantor dan rumah, ia merasakan kejenuhan, semua terasa memuakkan. Bahkan istrinya seringkali menjadi luapan amarah yang dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Sampai kemudian mengenal seorang gadis teman kantornya.
Mengantar pulang, saling kirim SMS membuat hidupnya kembali bersemangat penuh warna. Terjalinlah hubungan asmara. Ibarat barang busuk tak bisa ditutupi terlalu lama istrinya mengetahui juga. Awalnya ia mengingkari namun tak bisa menolak ketika ada buktinya. Akhirnya ia mengakui semua perbuatan itu. Sang istri hanya bisa menangis.
Hidupnya menjadi terasa gelap, rumah tangga terasa dingin. Istri dan anak-anaknya tak mau menyapanya. Bahkan kekasih gelapnya memutuskan hubungan terlarang, "Bang, kita putus aja cintai terlarang ini." tutur kekasihnya yang pergi meninggalkan seorang diri. Allah seolah mengingatkan pada dirinya bahwa jalan yang dipilihnya salah. Air mata penyesalan dari perbuatan yang salah. Keinginan untuk berbagi di Rumah Amalia hanya berharap keridhaan Allah, mengembalikan, istri dan anak-anaknya.
Rindu akan senyuman, tawa dan canda keluarga. Ia selalu menyempatkan pulang lebih awal agar bisa sholat maghrib, awalnya anak-anak menolak untuk sholat berjamaah namun anak yang bontot mau berjamaah, satu persatu ikutan sholat berjamaah. Istrinya tetap diam membisu. Sampai satu malam, istrinya memeluk tubuhnya, "Maafkan aku Mas.
" Ia pun menjawab, "Aku yang salah Ma. Maafkan aku.." Anak-anaknya menangis berhamburan, 'Jaga Selalu Hati Mas.." bisik sang istri, ia mengangguk. Bersama keluarga istri dan anak-anaknya membangun kekokohan keluarga lebih mendekatkan diri pada Allah.
posted by :agussyafii
"Kau jaga selalu hatimu, saat jauh dariku, tunggu aku kembali, ku mencintaimu selalu, menyayangimu sampai akhir menutup mata," melantun merdu, laki-laki itu meneteskan air mata. Terbayang wajah istri yang mencintainya namun dirinya tidak mampu menjaga kesetiaan. Ditengah tugas rutin kantor dan rumah, ia merasakan kejenuhan, semua terasa memuakkan. Bahkan istrinya seringkali menjadi luapan amarah yang dia sendiri tidak tahu apa penyebabnya. Sampai kemudian mengenal seorang gadis teman kantornya.
Mengantar pulang, saling kirim SMS membuat hidupnya kembali bersemangat penuh warna. Terjalinlah hubungan asmara. Ibarat barang busuk tak bisa ditutupi terlalu lama istrinya mengetahui juga. Awalnya ia mengingkari namun tak bisa menolak ketika ada buktinya. Akhirnya ia mengakui semua perbuatan itu. Sang istri hanya bisa menangis.
Hidupnya menjadi terasa gelap, rumah tangga terasa dingin. Istri dan anak-anaknya tak mau menyapanya. Bahkan kekasih gelapnya memutuskan hubungan terlarang, "Bang, kita putus aja cintai terlarang ini." tutur kekasihnya yang pergi meninggalkan seorang diri. Allah seolah mengingatkan pada dirinya bahwa jalan yang dipilihnya salah. Air mata penyesalan dari perbuatan yang salah. Keinginan untuk berbagi di Rumah Amalia hanya berharap keridhaan Allah, mengembalikan, istri dan anak-anaknya.
Rindu akan senyuman, tawa dan canda keluarga. Ia selalu menyempatkan pulang lebih awal agar bisa sholat maghrib, awalnya anak-anak menolak untuk sholat berjamaah namun anak yang bontot mau berjamaah, satu persatu ikutan sholat berjamaah. Istrinya tetap diam membisu. Sampai satu malam, istrinya memeluk tubuhnya, "Maafkan aku Mas.
" Ia pun menjawab, "Aku yang salah Ma. Maafkan aku.." Anak-anaknya menangis berhamburan, 'Jaga Selalu Hati Mas.." bisik sang istri, ia mengangguk. Bersama keluarga istri dan anak-anaknya membangun kekokohan keluarga lebih mendekatkan diri pada Allah.
posted by :agussyafii
Tiada ulasan:
Catat Ulasan