Oleh: Jarjani Usman
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah”(QS. Al Kautsar: 1-2).
Tak lama lagi, kesempatan emas dan sangat menggembirakan akan kembali mengunjungi orang-orang beriman. Akan tiba Hari Raya Qurban, nama lain dari Idul Adha, saat kurban sangat dianjurkan berqurban. Sebagaimana namanya yang berarti mendekati, berkurban adalah usaha hamba-hamba yang beriman untuk mendekatkan diri kepada Rabb.
Meskipun termasuk amalan sunat, berkurban membanjiri keuntungan berlimpah, asalkan dilakukan dengan hati yang ikhlas. Menurut Rasulullah SAW, “Tiada perbuatan yang paling disukai Allah pada Hari Raya Haji selain berkurban. Sesungguhnya orang yang berkurban akan datang pada hari kiamat membawa tanduk, bulu, dan kuku binatang kurban itu. Dan sesungguhnya darah kurban yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah daripada (darah itu) jatuh ke bumi. Maka sucikanlah dirimu dengan berkurban’’ (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah).
Tawaran keuntungan tersebut hanya akan membuat hati orang-orang beriman tergiur. Sehingga kesempatan emas itu takkan dibiarkan terlewati begitu saja, apalagi dianugerahi kemampuan. Kemampuan tak selamanya dipinjamkan untuk kita; ada saatnya diambil kembali. Di saat tak lagi mampu nantinya, apalagi telah terhenti oleh kematian yang datang tak disangka-sangka, akan bergumpal penyesalan besar, bila tak melakukannya sewaktu masih mampu. Karena itu, penting dalam sisa waktu yang ada berusaha untuk membuang segala yang mengganggu keikhlasan, sehingga terasa ringan hati untuk berkurban. Insya Allah nantinya bukan hanya menambah kedekatan dengan Allah, tetapi juga memberi kenikmatan kepada sesama.
Serambi/-
Tiada ulasan:
Catat Ulasan