“Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah para pendusta‘‘ (QS. an-Nahl: 105).
Fitnah lebih kejam dari pembunuhan, demikian peringatan Allah dalam al-Qur‘an (al-Baqarah: 191). Peringatan ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut sangat terlarang. Dilarang menyentuh, mendengar, atau menyebar fitnah terhadap sesama manusia. Perbuatan itu membinasakan diri sendiri dan orang lain.
Perbuatan ini seringkali melahirkan berbagai kejahatan lainnya, antara lain salah sangka, dendam, pembunuhan, dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak sudah korban yang timbul akibat salah sangka, dendam, dan lain-lain.
Betapa buruknya fitnah, Allah menghukum bagi siapa saja yang melakukan perbuatan tersebut dengan deraan yang amat berat juga. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda, “’Tidak akan masuk surga orang yang melakukan fitnah (suka mengadu domba)‘‘ (HR Abu Dawud dan At-Thurmudzi). Dengan demikian, ke neraka lah mereka akan dihalau di akhirat kelak.
Kerana besarnya bahaya fitnah, Islam mengajak manusia untuk lebih hati-hati terhadap sesuatu ucapan atau berita yang beredar di sekitar kita. Nabi SAW memperingatkan kita untuk berdiam diri seraya berfikir dan meneliti kebenaran sesuatu kabar sebelum membuat keputusan untuk bertindak.
Setiap muslim dianjurkan untuk memelihara lidahnya dari mengucapkan kata-kata yang menimbulkan fitnah. Bahkan Allah mengingatkan bahwa perbuatan ini hanya dilakukan oleh mereka yang tidak beriman atau kafir terhadap petunjukNya.
Memutar belit sesuatu fakta, mengada-adakan cerita ,menyebarkan berita yang tidak benar tanpa usul selidik adalah amalan biasa manusia yang bertopengkan syaitan laknatullah.
Sedang baki kehidupan ini lebih baik dimanfaatkan untuk beramal soleh demi kesejahteraan di akhirat kelak.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan