4 Muharram 1431H
Jarjani Usman - Tafakur
“Hati orang yang telah berusia lanjut akan bersemangat lagi laksana hati orang-orang muda, kalau ia mencintai dua hal, yaitu panjang umur dan harta berlimpah” (HR. Tirmidzi).
Ketika tahun berganti, sebahagian orang menganggapnya tahun baru. Sehingga perlu disambut dengan pesta. Namun kalau disadari, tahun tak berubah menjadi baru, tetapi malah semakin menua. Usia bumi ini semakin renta. Umur kita pun semakin tua. Karena itu, dalam mengawali suatu tahun, sepatutnya kita semakin sadar bahwa perjalanan hidup ini bukannya semakin jauh, tetapi semakin dekat. Yaitu, semakin dekat dengan batas waktu hidup di dunia fana ini. Dekatnya dengan kematian berarti dekatnya dengan masa tak berharga lagi harta dan lenyapnya segala kelezatan dunia.
Namun tidak sedikit orang yang lupa akan masa yang semakin dekat itu. Makanya seorang aulia yang namanya ditabalkan dalam Al-Qur’an, Luqman, seringkali mengingatkan anaknya untuk menjauhi pesta, tetapi menganjurkan untuk senantiasa melayat ke rumah-rumah orang yang meninggal dunia. Sebab, pesta lebih cenderung melupakan kematian meskipun orang telah berusia senja, sedangkan melayat orang yang meninggal cenderung mengingatkan akan terjadi hal yang sama pada kita. Lebih-lebih para ahli mengatakan, melihat sendiri suatu kenyataan lebih meyakinkan ketimbang mendengar dari orang lain.
Namun hari ini, banyak orang yang lebih menggandrungi pesta, ketimbang melayat. Akibatnya, ketika pengumuman “Innalillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmatullah si Fulan bin Fulin.” diumumkan lewat mikrofon meunasah atau masjid pun, sebahagian kita masih tertidur lelap akibat kelelahan berpesta semalaman. Padahal itu bukan hanya pengumuman tentang kematian si Fulan, tetapi juga pengumuman kepada kita bahwa saat kita pun semakin dekat.
Karena itu, saat-saat bergantinya hari, minggu, bulan, dan tahun, sebaiknya menjadi saat-saat renungan untuk mengevaluasi diri. Yaitu, mengevaluasi umur dan harta, sejauhmana telah bermanfaat untuk bekal akhirat.
Serambinews/-
Jarjani Usman - Tafakur
“Hati orang yang telah berusia lanjut akan bersemangat lagi laksana hati orang-orang muda, kalau ia mencintai dua hal, yaitu panjang umur dan harta berlimpah” (HR. Tirmidzi).
Ketika tahun berganti, sebahagian orang menganggapnya tahun baru. Sehingga perlu disambut dengan pesta. Namun kalau disadari, tahun tak berubah menjadi baru, tetapi malah semakin menua. Usia bumi ini semakin renta. Umur kita pun semakin tua. Karena itu, dalam mengawali suatu tahun, sepatutnya kita semakin sadar bahwa perjalanan hidup ini bukannya semakin jauh, tetapi semakin dekat. Yaitu, semakin dekat dengan batas waktu hidup di dunia fana ini. Dekatnya dengan kematian berarti dekatnya dengan masa tak berharga lagi harta dan lenyapnya segala kelezatan dunia.
Namun tidak sedikit orang yang lupa akan masa yang semakin dekat itu. Makanya seorang aulia yang namanya ditabalkan dalam Al-Qur’an, Luqman, seringkali mengingatkan anaknya untuk menjauhi pesta, tetapi menganjurkan untuk senantiasa melayat ke rumah-rumah orang yang meninggal dunia. Sebab, pesta lebih cenderung melupakan kematian meskipun orang telah berusia senja, sedangkan melayat orang yang meninggal cenderung mengingatkan akan terjadi hal yang sama pada kita. Lebih-lebih para ahli mengatakan, melihat sendiri suatu kenyataan lebih meyakinkan ketimbang mendengar dari orang lain.
Namun hari ini, banyak orang yang lebih menggandrungi pesta, ketimbang melayat. Akibatnya, ketika pengumuman “Innalillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmatullah si Fulan bin Fulin.” diumumkan lewat mikrofon meunasah atau masjid pun, sebahagian kita masih tertidur lelap akibat kelelahan berpesta semalaman. Padahal itu bukan hanya pengumuman tentang kematian si Fulan, tetapi juga pengumuman kepada kita bahwa saat kita pun semakin dekat.
Karena itu, saat-saat bergantinya hari, minggu, bulan, dan tahun, sebaiknya menjadi saat-saat renungan untuk mengevaluasi diri. Yaitu, mengevaluasi umur dan harta, sejauhmana telah bermanfaat untuk bekal akhirat.
Serambinews/-
Tiada ulasan:
Catat Ulasan