17 Zulhijjah 1431H
Oleh : Jarjani Usman
“Berbuat baiklah (kepada hamba-hamba Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu” (QS. Al-Qasas: 77).
KADANGKALA sebahagian orang membuat syarat-syarat tertentu untuk berbuat baik. Sebahgian orang mensyaratkan hanya kepada saudara terdekatnya untuk berbuat baik. Sebahagian orang kaya mensyaratkan orang kaya sepertinya untuk berbuat baik sesamanya.
Orang berpangkat juga cenderung memilih orang berpangkat untuk berbuat baik. Padahal kalau direnungi, Allah setiap saat berbuat baik kepada kita semua, di manapun kita berada dan bangsa apa dan suku manapun kita dilahirkan. Bahkan, kebaikan juga masih dianugerahkan kepada orang-orang yang mengingkarinya.
Kalau mencermati sejarah, Rasulullah s.a.w. juga berbuat baik untuk siapa saja. Tidak memandang apakah terhadap orang-orang dari kalangan orang kulit hitam, bangsa Arab, bangsa Parsi, dan lain-lain. Ada juga yang dari kalangan orang kaya,
dari kalangan fakir miskin, dan lain-lain. Bahkan, Rasulullah berbuat baik terhadap orang-orang di luar agamanya. Berbuat baik seperti itu memberikan kesempatan bagi Rasul untuk berdakwah secara lebih luas. Orang-orang yang sebelumnya menentang ajaran yang dibawanya, seperti Umar, menjadi menghormati dan bahkan memeluknya, dan menjadi sahabat karibnya.
Dalam Al-Qur’an juga dikatakan, Allah berbuat baik kepada semua manusia, tanpa syarat warna kulit, suku bangsa, dan sebagainya. Rezeki diberikan kepada siapa saja yang mahu mengusahakannya. Seperti itulah manusia diharapkan berbuat baik. Kalau tidak,
hilanglah kasih sayang antara sesama manusia. Membezakan dan diskriminasi terjadi secara tidak terang terangan, yang selanjutnya dan akan merosak keharmonian hidup dan akan menghancurkan kekuatan umat Islam.
Kerana itu, setiap kita punya kewajiban untuk berbuat baik. Lebih-lebih terhadap orang-orang yang sedang menadahkan tangan menunggu kebaikan kita, seperti orang yang sedang ditimpa musibah.
Orang berpangkat juga cenderung memilih orang berpangkat untuk berbuat baik. Padahal kalau direnungi, Allah setiap saat berbuat baik kepada kita semua, di manapun kita berada dan bangsa apa dan suku manapun kita dilahirkan. Bahkan, kebaikan juga masih dianugerahkan kepada orang-orang yang mengingkarinya.
Kalau mencermati sejarah, Rasulullah s.a.w. juga berbuat baik untuk siapa saja. Tidak memandang apakah terhadap orang-orang dari kalangan orang kulit hitam, bangsa Arab, bangsa Parsi, dan lain-lain. Ada juga yang dari kalangan orang kaya,
dari kalangan fakir miskin, dan lain-lain. Bahkan, Rasulullah berbuat baik terhadap orang-orang di luar agamanya. Berbuat baik seperti itu memberikan kesempatan bagi Rasul untuk berdakwah secara lebih luas. Orang-orang yang sebelumnya menentang ajaran yang dibawanya, seperti Umar, menjadi menghormati dan bahkan memeluknya, dan menjadi sahabat karibnya.
Dalam Al-Qur’an juga dikatakan, Allah berbuat baik kepada semua manusia, tanpa syarat warna kulit, suku bangsa, dan sebagainya. Rezeki diberikan kepada siapa saja yang mahu mengusahakannya. Seperti itulah manusia diharapkan berbuat baik. Kalau tidak,
hilanglah kasih sayang antara sesama manusia. Membezakan dan diskriminasi terjadi secara tidak terang terangan, yang selanjutnya dan akan merosak keharmonian hidup dan akan menghancurkan kekuatan umat Islam.
Kerana itu, setiap kita punya kewajiban untuk berbuat baik. Lebih-lebih terhadap orang-orang yang sedang menadahkan tangan menunggu kebaikan kita, seperti orang yang sedang ditimpa musibah.
1 ulasan:
Buat baik , dapat baik
Buat Jahat, Dapat jahat
Catat Ulasan