28 Oktober 2011

Lima dosa penyebab bencana.

30 Zulkaedah 1432H. [MOD] -

Shahabat Ibnu ’Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap ke arah kami dan bersabda:


" يا معشر المهاجرين خصال خمس إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ : لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا. َلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ .وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا .وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ .وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ".

”Wahai sekalian kaum Muhajirin, ada lima hal yang jika kalian terjatuh ke dalamnya –dan aku berlindung kepada Allah supaya kalian tidak menjumpainya- (1)Tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya, (2)Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka. (3) Tidaklah mereka menahan zakat (tidak membayarnya) kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka (hujan tidak turun), dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak akan diberi hujan. (4)Tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka; orang kafir) berkuasa atas mereka, lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki(5) Dan selama pemimpin-pemimpin mereka (kaum muslimin) tidak berhukum dengan Kitabullah (al-Qur’an) dan mengambil yang terbaik dari apa-apa yang diturunkan oleh Allah (syariat Islam), melainkan Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih)."

Derajat Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (2/1332 no 4019), Abu Nu’aim (8/333), al-Hakim (no. 8623) dan Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash-Shahihah no. 106)

Penjelasan Hadits

Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang mulia ini disebutkan oleh al-Hafizh al-Munziri rahimahullah dalam kitabnya at-Targhib wa at-Tarhib dalam bab Peringatan dari Mengurangi Takaran dan Timbangan.

Sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam:


يا معشر المهاجرين خمس خصال إذا ابتليتم بهن وأعوذ بالله أن تدركوهن)

Maksudnya ada lima sifat atau perbuatan yang jika kalian terjatuh ke dalamnya, niscaya akan datang azab dan siksaan dari sisi Allah di dunia disebabkan kelima perbuatan tersebut. Kelima hal ini wajib bagi setiap orang untuk menjauhinya. Dan wajib bagi mereka untuk mencermati dan merenungi hadits ini dan hadits-hadits yang lain dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, supaya mereka mengetahui penyakit-penyakit yang ada di ummat ini, supaya mereka tahu kenapa kaum Muslimin sekarang terhina di hadapan orang kafir, kenapa orang kafir bisa menghinakan kaum Muslimin di berbagai tempat?

Maka sebenarnya kesalahannya ada pada diri diri kita sendiri, diri kaum Muslimin sendiri, perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta'alaini:


وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ [الشورى:30].

”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”(QS. Asy-Syuraa: 30)

Jadi karena perbuatan yang dilakukan oleh kedua tangan manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala menimpakan musibah kepada mereka, baik yang dirasakan di dunia maupun di akhirat.

Zina Tersebar dan Dilakukan Secara Terang-Terangan

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:


(لم تظهر الفاحشة في قوم قط حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن قد مضت في أسلافهم الذين مضوا)

”Tidaklah nampak zina di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya.”

Bencana dan musibah ini menimpa manusia, maka jika mereka melakukan kemaksiatan ini maka akan datang musibah yang lain di belakang itu, yaitu musibah-musibah dan penyakit. Musibah ini adalah perbuatan keji (yaitu zina), apabila ia telah nampak di tengah-tengah manusia dan tersebar, maka mereka pantas mendapatkan wabah penyakit yang belum pernah terbesit dalam pikiran mereka dan sama sekali belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Maka mereka tidak malu lagi untuk berbuat kemaksiatan, mereka tidak peduli kalau aktivitas haram mereka dilihat orang, dan bahkan sebagian mereka bangga kalau telah melakukan hal tersebut. Kita lihat seorang laki-laki berjalan bersama wanita yang bukan mahramnya, di jalan-jalan, di pantai, mal-mal dan lain-lain. Mereka melakukan apa saja yang mereka suka dari berbagai macam perbuatan maksiat tanpa ada rasa bersalah, dan tidak ada satu pun yang mengingkari dan mencegah perbuatan mereka. Bahkan yang sangat disayangkan pemerintah di sebagian negeri-negeri Islam mendorong dan membuat undang-undang yang membolehkan zina.

Mereka melarang para pemuda untuk menikah dini, mereka memberikan persepsi yang buruk bagi pernikahan dini. Seolah-olah masalah rumah tangga yang ada adalah disebabkan oleh nikah dini, padahal kalau kita lihat orang-orang yang nikah di usia “matang” pun banyak yang mengalami permasalahan rumah tangga. Mereka lebih menganjurkan pacaran walaupun dalam waktu yang lama dari pada menikah. Padahal hal itu adalah salah satu sarana menuju perzinaan, dan juga penyebab tersebarnya penyakit kelamin yang menular. Dan penyakit-penyakit tersebut adalah bentukl teguran Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.

Dan hendaknya kita pun ikut andil dalam mencegah dan menanggulangi tersebarnya perzinaan dan sarana-sarananya, karena musibah-musibah yang ditimbulkan dari perbuatan zina juga bisa menimpa orang yang tidak melakukannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً [الأنفال:25]

”Dan takutlah kalilan pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara kalian.”(QS. Al-Anfaal: 25)

Maka musibah tidak hanya menimpa pelaku-pelaku zina itu saja, namun ia akan menimpa semuanya, baik pelaku maupun bukan. Wallahu Musta’an.

Mengurangi Takaran dan Timbangan

Sabda beliau shallallohu 'alaihi wasallam:


(ولم ينقص المكيال والميزان إلا أخذوا بالسنين، وشدة المؤنة، وجور السلطان)

”Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan ditimpa paceklik, susahnya penghidupan dan kezaliman penguasa atas mereka.

Maksudnya adalah mereka ditimpa kekeringan dan paceklik, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala menahan hujan dari mereka (Dia tidak menurunkan hujan untuk mereka), dan jika bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan maka Allah akan mengirimkan musibah kepada mereka berupa serangga, ulat dan hama penyakit lain yang merusak tanaman. Dan jika tanaman itu berbuah maka buahnya tidak ada rasa manis dan segar. Betapa banyak petani yang melakukan kecurangan mendapati buah-buahannya tidak memiliki rasa.

Dan disebutkan di dalamnya hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata:


لما قدم النبي صلى الله عليه وسلم المدينة كانوا من أخبث الناس كيلاً

”Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah, mereka (penduduk Madinah) adalah termasuk orang yang paling curang dalam takaran.”

Maksudnya, penduduk Madinah dan kaum Anshar radhiyallahu 'anhum sebelum datangnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ke Madinah, dahulu mereka sudah terbiasa dengan bertansaksi dalam jual beli. Dan mereka adalah manusia yang paling curang dalam takaran, atau termasuk di antara manusia yang paling curang dalam takaran. Yakni, mereka curang dalam masalah takaran dan timbangan, dan mereka menguranginya dalam masalah itu. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan beberapa ayat al-Qur’an. Dan di antara ayat yang turun adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:


وَيْلُُ لِلْمُطَفِّفِينَ {1} الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ {2} وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ {3}

”Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al-Muthaffifin: 1-3)

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun membacakannya di hadapan mereka. Maka setelah itu mereka (penduduk Madinah dan kaum Anshar) menjadi orang yang paling baik/bagus dalam masalah timbangan dan takaran. Ini adalah makna hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dan al-Baihaqi rahimahumullah dalam Syu’abul Iman dan yang lainnya. Dan hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)

Jadi karena kecurangan mereka terhadap sesamanya, maka Allah menghukum mereka dengan adanya kekeringan dan paceklik, kehidupan yang susah, kebutuhan yang semakin bertambah, harga barang-barang yang semakin naik dan ditambah lagi dengan kezahaliman penguasa terhadap mereka. Oleh sebab itu kalau kita ingin lepas dari berbagai macam musibah di atas maka kuncinya adalah kejujuran ketika menakar dan menimbang dan berlaku adil dalam berjual beli.

Enggan Membayar Zakat

Sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam[ r]


وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا

”Tidaklah mereka menahan zakat (tidak membayarnya) kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka (hujan tidak turun), dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak akan diberi hujan.”

Jika manusia menahan zakat mereka, tidak mau menunaikannya, dan membuat siasat (tipu muslihat) supaya bisa lepas dari kewajiban zakat, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menahan dan tidak menurunkan hujan kepada mereka. Seandainya tidak karena keberadaan binatang-binatang niscya Allah tidak akan menurunkan hujan kepada manusia, karena manusia tidak berhak mendapatkan hujan tersebut. Ini tentunya sesuai dengan sebuah kaidah bahwasanya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatannya.

Melanggar Perjanjian
وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ

” Tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka; orang kafir) berkuasa atas mereka, lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki."

Akibat Berhukum Dengan Selain Al-Qur’an dan As-Sunnah

Sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam


وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ

”Dan selama pemimpin-pemimpin mereka (kaum muslimin) tidak berhukum dengan Kitabullah (al-Qur’an) dan mengambil yang terbaik dari apa-apa yang diturunkan oleh Allah (syariat Islam), melainkan Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.”

Maksudnya, jika mereka tidak berhukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mengambil kebaikan dari Kitab Allah dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka. Maka jikalau mereka meninggalkan al-Qur’an dan as-Sunnah, sehingga mereka berhukum dengan selain yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan menjadikan sebagian mereka musuh bagi sebagian yang lain, karena urusan mereka semata-mata hanyalah seputar dunia. Lalu Allah cabut kebaikan dari hati-hati mereka, dan akhirnya datanglah siksa dari Rabb semesta Alam.

(Sumber: disadur dan diterjemahkan dengan tambahan dari makalah dengan judul شرح الترغيب والترهيب - الترهيب من بخس الكيل والميزان di http://audio.islamweb.net/audio/index.php?page=FullContent&audioid=184713#top. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono/alsofwah)

Tiada ulasan: