28 Rabi'ul Akhir 1433H. [MOD] -
Pernah ada seorang bapak datang ke Rumah Amalia. Beliau bertutur, hidup bagai sebuah perjalanan, begitu katanya. Ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Diusianya hampir setengah abad, dirinya menikmati kesuksesan sekaligus menderita penyakit yang cukup berbahaya. penyakit lever yang dideritanya adalah penyakit pengantar maut. Namun pada saat yang mencekam itu suara adzan terdengar menusuk hatinya, membuka hatinya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan yang selama ini diabaikannya.
Duduk terbaring dirumah sakit tidaklah menyenangkan. Hari-harinya terasa panjang dan menjenuhkan. Tiba-tiba dirinya didatangi seorang suster menanyakan apakah ia sudah sholat. Dirinya tak pernah mengira mendapatkan pertanyaan itu. Ia terpukul, Ia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang mukmin yang baik namun dihati kecil hanya ada keinginan menjadi orang taat kepada Allah.
Disaat suster itu meninggalkannya, pertanyaaan itu membuatnya merenung lebih dalam. Tak tahu kenapa begitu setiap kali mendengar suara adzan hatinya bergetar. Dalam hati ia berjanji, bila sembuh akan rajin sholat lima waktu. Setelah keadaannya sembuh, Dirinya mulai belajar sholat dengan baik.
Istri dan anak-anak mendukung bahkan terkadang sholat berjamaah. anak-anak suka tertawa jika dirinya menjadi imam sebab tidak biasa jadi imam sholat. Katanya bapaknya lucu kalo jadi imam. Ditengah kebahagiaan keluarga, dirinya sedang giat belajar sholat. keluarganya diuji, dikagetkan oleh berita bahwa putra pertamanya meninggal karena kecelakaan. Ditengah dirundung duka, 'Usaha saya bangkrut dan saya memulai lagi semuanya dari nol, ' tuturnya.
Ia goyah, ia terguncang, berpikir begitu lama. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya, kenapa disaat ingin menjadi orang yang taat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala malah memberikan ujian seberat ini? Ia menjadi teringat sewaktu keluar rumah sakit, ia memohon agar diberikan kekuatan maka Allah memberikannya kesulitan dan kesulitan itu yang membuatnya menjadi kuat untuk bisa menjalankan perintahNya.
Dulu ia gemar minum-minuman keras bahkan ia tergolong pecandu berat namun sejak bertaubat dirumah sakit, ia tidak pernah lagi minum-minuman keras hingga sekarang tidak pernah tergoda. iman dihatinya telah memberikan ketentraman bahkan dikeluarganya lebih bahagia ketika kumpul bersama. Walaupun kebahagiaannya dihempas badai semakin mengokohkan keimanannya kepada Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah segala karuniaMu,' tuturnya malam itu di Rumah Amalia.
posted by :agussyafii
Pernah ada seorang bapak datang ke Rumah Amalia. Beliau bertutur, hidup bagai sebuah perjalanan, begitu katanya. Ada saatnya naik dan ada saatnya turun. Diusianya hampir setengah abad, dirinya menikmati kesuksesan sekaligus menderita penyakit yang cukup berbahaya. penyakit lever yang dideritanya adalah penyakit pengantar maut. Namun pada saat yang mencekam itu suara adzan terdengar menusuk hatinya, membuka hatinya, sebuah kesadaran untuk menuju jalan yang selama ini diabaikannya.
Duduk terbaring dirumah sakit tidaklah menyenangkan. Hari-harinya terasa panjang dan menjenuhkan. Tiba-tiba dirinya didatangi seorang suster menanyakan apakah ia sudah sholat. Dirinya tak pernah mengira mendapatkan pertanyaan itu. Ia terpukul, Ia sadar bahwa dirinya bukanlah seorang mukmin yang baik namun dihati kecil hanya ada keinginan menjadi orang taat kepada Allah.
Disaat suster itu meninggalkannya, pertanyaaan itu membuatnya merenung lebih dalam. Tak tahu kenapa begitu setiap kali mendengar suara adzan hatinya bergetar. Dalam hati ia berjanji, bila sembuh akan rajin sholat lima waktu. Setelah keadaannya sembuh, Dirinya mulai belajar sholat dengan baik.
Istri dan anak-anak mendukung bahkan terkadang sholat berjamaah. anak-anak suka tertawa jika dirinya menjadi imam sebab tidak biasa jadi imam sholat. Katanya bapaknya lucu kalo jadi imam. Ditengah kebahagiaan keluarga, dirinya sedang giat belajar sholat. keluarganya diuji, dikagetkan oleh berita bahwa putra pertamanya meninggal karena kecelakaan. Ditengah dirundung duka, 'Usaha saya bangkrut dan saya memulai lagi semuanya dari nol, ' tuturnya.
Ia goyah, ia terguncang, berpikir begitu lama. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalanya, kenapa disaat ingin menjadi orang yang taat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala malah memberikan ujian seberat ini? Ia menjadi teringat sewaktu keluar rumah sakit, ia memohon agar diberikan kekuatan maka Allah memberikannya kesulitan dan kesulitan itu yang membuatnya menjadi kuat untuk bisa menjalankan perintahNya.
Dulu ia gemar minum-minuman keras bahkan ia tergolong pecandu berat namun sejak bertaubat dirumah sakit, ia tidak pernah lagi minum-minuman keras hingga sekarang tidak pernah tergoda. iman dihatinya telah memberikan ketentraman bahkan dikeluarganya lebih bahagia ketika kumpul bersama. Walaupun kebahagiaannya dihempas badai semakin mengokohkan keimanannya kepada Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah segala karuniaMu,' tuturnya malam itu di Rumah Amalia.
posted by :agussyafii
Tiada ulasan:
Catat Ulasan