08 Ogos 2013

Kembali kepada fitrah


1 Syawal 1434 H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman

“Kemudian malaikat berkata lagi: ‘Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tapi tak terampuni dosa-dosanya.’ Lalu aku mengucapkan ‘amin’” (HR. Ahmad).
Kembali ke fitrah, itulah makna Idul fithri. Fitrah merupakan keadaan keadaan manusia sewaktu lahir, sebagaimana sabda Nabi SAW bahwa setiap anak yang lahir itu fitrah atau suci. Namun dalam perjalan hidup, manusia berdosa atau tak suci lagi.  Baru akan suci kembali, bila mau mensucikan diri seperti melalui proses beribadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, mulai dari berpuasa, shalat, zakat jiwa dan zakat harta, bermaafan, dan lain-lain.

Jadi berbahagialah insan-insan yang telah melakukannya sehingga meraih kemenangan atau kembali suci.
Dengan demikian, jangan berharap akan meraih kemenangan atau kembali suci, bila tak melakukan proses yang diharapkan itu.  Kalau tidak menang, ya kalah, rugi.  Kalah atau rugi besar tentunya.  Sebagaimana dalam suatu hadits disebutkan, betapa rugi orang yang berkesempatan berada di bulan Ramadhan, tapi tak terampuni dosa-dosanya. entunya, tak terampuni dosa sama artinya tak berhasil meraih kemenangan besar.
Wajar bagi yang tak meraih kemenangan hanya merayakan sesuatu kekalahan. Kekalahan sepatutnya disedihkan.  Sifatnya penderitaan.  Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya kalah di saat banyak orang lain bergembira menyambut kemenangan. Karena itu, di saat kesempatan menang diberikan, perlu dimanfaatkan atau tak disia-siakan. Apalagi kesempatan menikmati Ramadhan hanya setahun sekali.
Bagi yang berhasil menang pun, tak pantas menyia-nyiakannya. Sebagaimana dalam usaha, bukan hanya mengusahakannya yang penting, tetapi juga menjaga apa yang telah diusahakan.

Tiada ulasan: