Pada tahun 1949, sejumlah umat Islam dan imam yang berhijrah dari Tanah Besar ke Kaohsiung mengumpulkan derma untuk membina sebuah surau kecil seluas 460 meter persegi.
Masjid ini menjadi salah satu “cityscape” yang dibanggakan masyarakat Kaohsiung.
Masjid Kaohsiung menjadi salah satu destinasi pelancongan halal yang harus dikunjungi. Masjid yang indah dan menawan ini menjadi pilihan semasa berkunjung ke wilayah selatan Taiwan.
Masjid Kaohsiung dibangun pada 1949 oleh umat Muslim yang mengikuti Pemerintahan Nasionalis di Taiwan. Masjid kedua yang pernah didirikan di Taiwan setelah Masjid Raya Taipei ini terletak di Jalan Jianjun No 11, Distrik Lingya.
Kota Kaohsiung di wilayah selatan Taiwan sendiri mungkin bagi sebagian banyak masyarakat Islam tak terlalu populer dan jarang terdengar dibanding Kota Taipei.
Kota ini mempunyai lapangan terbang kedua terbesar di Taiwan, iaitu Lapangan Terbang Antarabangsa Kaohsiung dan pelabuhan terbesar di Taiwan iaitu Pelabuhan Kaohsiung.
Imam Besar Masjid Kaohsiung Husein Abu-Yasin mengatakan, sekalipun di bandar itu majoriti penduduknya non-muslim, kegiatan ibadah masyarakat muslim yang tinggal di kota itu berjalan sangat baik dan tidak mendapat penolakan atau gangguan dari pihak kerajaan mahupun warga setempat.
Dia menyatakan, Masyarakat Muslim dalam menjalankan ibadah seperti sholat lima waktu, sholat Jumaat, dan kegiatan ibadah selama Ramadhan dijamin kebebasannya oleh pemerintah Kaohsiung dan tidak pernah ada gangguan.
Cukup banyak warga muslim yang tinggal atau sekadar berkunjung di Kaohsiung datang ke masjid untuk beribadah shalat lima waktu atau membaca Al-Quran, bahkan acara berbuka puasa bersama serta shalat tarawih .
Jamaah paling ramai di masjid tersebut adalah saat shalat Jumaat, di mana pada saat itu ada sekitar 200-300 warga muslim dari berbagai negara datang,
Masyarakat muslim yang datang umumnya warga pendatang atau pekerja asing yang tinggal di Kaohsiung, seperti dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, India, serta negara-negara Timur Tengah.
Oleh kerana jumlah jamaah yang beribadah bertambah banyak maka pada 1990 Masjid Kaohsiung melaui proses pembesaran hingga saat ini luasnya menjadi 2.657 meter persegi dengan memiliki tiga tingkat. Bangunan masjid ini juga dibuat lebih modern pada 1992.
Tingkat pertama adalah asrama laki-laki dan perempuan, ruang sholat perempuan dan pusat kegiatan perempuan.Tingkat kedua adalah ruang shalat utama, pusat pengajian bahasa Arab dan ruang pameran budaya Islam.
Terdapat mimbar kayu dilengkapi tongkat dan kursi untuk khotbah di ruang shalat utama. Design ruang shalat utama dan komponen bangunan didasarkan pada masjid tradisional di Timur Tengah.
Tingkat ketiga adalah ruang tamu, pusat kegiatan pemuda, pejabat dan dapur. Masjid ini juga dilengkapi pejabat imam, pejabat pentadbiran, perpustakaan dan ruang wudhu. Saat masuk ke ruang wudhu terdapat papan berbahasa Indonesia.
Kini, Masjid ini menjadi salah satu pemandangan kota yang dibanggakan masyarakat kota pelabuhan Kaohsiung.
Alamat: Masjid : No. 11, Jianjun Rd., Lingya Dist., Kaohsiung City.
Tel: +886-7-749-6812
Tiada ulasan:
Catat Ulasan