24 Ramadhan 1431H.
Jarjani Usman
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 2).
CIPTAAN manusia saja, seperti kendaraan, dilampiri dengan buku petunjuk penggunaan. Akan rusak, bila dalam mengoperasikannya tidak sesuai dengan petunjuk. Apalagi, manusia yang diciptakan Allah, lengkap dengan akal pikiran, tentu dilengkapi petunjuk. Akan binasa kehidupan manusia dunia akhirat, bila tak mempedomaninya, yaitu Al-Qur’an
Sebagai makhluk berakal, manusia merupakan ciptaan yang hebat dan rumit. Macam-macam bisa dibuat manusia dengan pikiran apalagi ditambah ajakan nafsunya, tak terkecuali kerusakan. Dengan pikiran jahatnya, manusia bisa menimbulkan kerusakan di mana-mana; di darat, laut, dan udara. Kata Rasulullah, kerusakan yang timbulkan manusia jauh lebih parah dari kerusakan yang terjadi pada kambing yang dilepaskan ke dalam sekawanan serigala.
Menyadari hal itu,tak satupun manusia seharusnya yang tidak mempedomani Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Membacanya adalah kebutuhan yang dengannya memperoleh pengetahuan tentang petunjuk. Sebagai suatu kebutuhan penting, tak diberikan pahala berlimpah pun sebenarnya manusia perlu berlomba-lomba untuk membacanya. Apalagi disediakan pahala oleh Allah.
Namun demikian, tak sedikit yang enggan membaca Al-Qur’an. Ada juga yang mau membacanya, namun bagaikan keledai membawa kitab. Sebab, tak tahu dan tak mau tahu isinya. Tahu isinya, tapi tak mau menjadikannya petunjuk hidup. Seakan-akan terpisah antara petunjuk (Al-Qur’an) dan hidup. Buktinya, banyak orang dipenjara karena mencuri, korupsi, dan lain-lain. Tidak sedikit juga yang berkeliaran tak terpenjara meski telah melakukan kejahatan. Tapi itu tak berarti sudah aman, karena penjara akhirat (neraka) siap menelan dan melumat. Namun demikian, ada manusia-manusia yang senantiasa beriman dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuknya.
Jarjani Usman
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 2).
CIPTAAN manusia saja, seperti kendaraan, dilampiri dengan buku petunjuk penggunaan. Akan rusak, bila dalam mengoperasikannya tidak sesuai dengan petunjuk. Apalagi, manusia yang diciptakan Allah, lengkap dengan akal pikiran, tentu dilengkapi petunjuk. Akan binasa kehidupan manusia dunia akhirat, bila tak mempedomaninya, yaitu Al-Qur’an
Sebagai makhluk berakal, manusia merupakan ciptaan yang hebat dan rumit. Macam-macam bisa dibuat manusia dengan pikiran apalagi ditambah ajakan nafsunya, tak terkecuali kerusakan. Dengan pikiran jahatnya, manusia bisa menimbulkan kerusakan di mana-mana; di darat, laut, dan udara. Kata Rasulullah, kerusakan yang timbulkan manusia jauh lebih parah dari kerusakan yang terjadi pada kambing yang dilepaskan ke dalam sekawanan serigala.
Menyadari hal itu,tak satupun manusia seharusnya yang tidak mempedomani Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Membacanya adalah kebutuhan yang dengannya memperoleh pengetahuan tentang petunjuk. Sebagai suatu kebutuhan penting, tak diberikan pahala berlimpah pun sebenarnya manusia perlu berlomba-lomba untuk membacanya. Apalagi disediakan pahala oleh Allah.
Namun demikian, tak sedikit yang enggan membaca Al-Qur’an. Ada juga yang mau membacanya, namun bagaikan keledai membawa kitab. Sebab, tak tahu dan tak mau tahu isinya. Tahu isinya, tapi tak mau menjadikannya petunjuk hidup. Seakan-akan terpisah antara petunjuk (Al-Qur’an) dan hidup. Buktinya, banyak orang dipenjara karena mencuri, korupsi, dan lain-lain. Tidak sedikit juga yang berkeliaran tak terpenjara meski telah melakukan kejahatan. Tapi itu tak berarti sudah aman, karena penjara akhirat (neraka) siap menelan dan melumat. Namun demikian, ada manusia-manusia yang senantiasa beriman dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuknya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan