30 Januari 2012

Doa Untuk Ibu

6 Rabi'ul Awal 1433H. [MOD] -

Malam hujan turun rintik-rintik. Angin bertiup dingin menusuk tulang. Dipojok ruang yang sempit nampak ada yang sedang menunaikan sholat. Dalam sholatnya terlihat khusyuknya. Air matanya mengalir membasahi baju. Terdengar isak tangis yang membuat hati terasa pilu. Sholat itu menjadi terasa begitu indah.

Selesai salam dia memanjatkan doa. Tak lama hanya ada kesunyian dan tarikan napas. Disambil orang yang sholat, ada seorang sahabat yang duduk disampingnya. "Apa kamu pernah marah sama Allah?" tanya sahabatnya.

Terdengar suara istighfar tak putus-putus. Air matanya masih terus saja mengalir. Beberapa tangannya mengusap pipinya yang basah. "Pernah..tapi itu dulu, sekarang tidak." "Kenapa?" "Karena Dia tidak adil, hanya penderitaan yang selalu Dia berikan. Bertahun-tahun aku menjauh, melupakanNya, aku kecewa padaNya.

" Kesunyian kembali senyap. "Lantas untuk apa kamu sholat malam ini?" Ditatap wajah temannya yang sedang terdiam. Seumur hidup dirinya sholat tidak pernah sampai bisa meneteskan air mata bahkan menangis terisak-isak.

Dirinya teringat bagaimana Rasulullah senantiasa menangis setiap sholat malam. Malam ini dia melihat sahabatnya menunaikan sholat dengan menangis terisak-isak, begitu menyayat hatinya. "Ibuku meninggal malam ini, aku tidak tahu cara berdoa. aku hanya bisa sholat untuk mendoakan ibuku."

Wassalam,
M. Agus Syafii

Tiada ulasan: