Oleh Jarjani Usman
“Kenalilah Allah di kala lapang, niscaya Allah akan mengenalimu di kala sempit” (HR. Tirmidzi).
Doa kadangkala sangat bermusim dilakukan oleh sebahagian hamba di dunia ini. Hanya di saat-saat tertentu saja dilakukan, seperti di saat susah atau menderita; sedangkan di saat senang, tidak.
Dan bahkan ada yang sengaja melupakan Allah, sehingga sangat wajar adanya sindiran dariNya: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya” (QS. Yunus: 12).
Doa bermusim seakan menunjukkan bahwa bermusim juga memerlukan Allah. Padahal sesungguhnya setiap hamba tidak pernah lekang dari pertolongan Allah. Setiap saat memerlukan berbagai bantuanNya. Bahkan banyak keperluan yang sudah diberikan sebelum memintanya. Namun ada sebahagian keperluan yang lain yang sengaja ditangguhkan, untuk melihat sejauhmana hamba-hambaNya yang telah dikaruniai akal mahu berusaha dengan cara berdoa dan bekerja untuk memperolehnya. Allah sangat senang bila hamba-hambaNya terus meminta kepadaNya.
Peluang ini sepatutnya dimanfaatkan, agar sentiasa merasa berada dalam lindungan Allah. Dengan cara ini, harapan baik akan selalu hidup di dalam hati bahkan di saat susah atau senang. Allah berjanji tidak akan mengabaikan hamba-hambaNya yang selalu mengingatNya di kala apapun.
Serambi/-
Tiada ulasan:
Catat Ulasan