13 Rabi'ul Akhir 1433H. [MOD] -
Cinta kita kepada Allah mampu menyejukkan hati ketika mengarungi samudra kehidupan. Terkadang badai dan ombak datang menghempas membuat kita terhenyak, terkejut, kaget, marah dan kecewa. Terjadi dengan tiba-tiba dan kita bertanya, "Ya Allah, mengapa semua ini harus terjadi?" Kemudian dengan cinta kita kepadaNya menyejukkan hati kita yang perih, penuh luka dan air mata. Itulah yang terjadi pada seorang Ibu. Sosoknya sederhana.
Tahapan hidupnya penuh guncangan. Bahtera keluarganya terhempas badai dan gelombang ditengah samudra kehidupan. Dirinya harus berpisah dengan suami yang sangat dicintainya. Pengorbanan cintanya begitu luar biasa. Rumah tangga yang dijalin selama sepuluh tahun harus kandas.
Dirasakan sebagai pukulan telak. Bersamaan dengan itu jiwanya menginginkan rasa aman dan kebahagiaan. Dibutuhkan pelabuhan untuk menyandarkan keletihan dan kepiluan jiwa. Ibunya yang dicintainya berpulang ke Rahmatullah. Dia tidak tahu harus apa yang dilakukannya. "Saya yakin ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada saya." tuturnya lirih. Airmata berlinang. Wajahnya tertutupi oleh jilbabnya yang panjang. Angin berhembus menyegarkan seolah menyejukkan hatinya.
Terdengar suara anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran mengalirkan perasaan sejuk. Kenangan bersama anak-anak dan suaminya hadir kembali dipelupuk matanya. Disaat dirinya membantu anak-anaknya belajar membaca al-Quran dan belajar sholat terasa indahnya.
Sementara kini anak-anak semuanya ikut suaminya, hanya yang bungsu ikut bersamanya. Sore itu dirinya meneduhkan hatinya di Rumah Amalia, dengan bershodaqoh berharap memohon pada Allah agar senantiasa diberi kekuatan dan kesabaran dalam mengarungi samudra kehidupan.
Alhamdulillah, Seminggu kemudian, Allah telah mempertemukan kembali keluarga itu. Suami dan anak-anak menemui dirinya. Berkumpul dalam kebahagiaan keluarga, bersama suami dan anak-anaknya. Dirinya meminta maaf kepada suami dan anak-anaknya. Malah disambut dengan derai air mata. "Abi yang salah terhadap Umi, Abi yang semesti meminta maaf kepada Umi,
" tutur suami yang sangat dikasihinya. Malah anak-anaknya yang menyemangati Abi dan Uminya agar hidup rukun kembali. Rasa syukur mereka sebagai orangtua kepada Allah karena menyatukan dan memberikan semangat agar bersatu justru anak-anaknya. Anak-anak yang sholeh yang berharap kedua orang tua untuk tidak berpisah. Subhanallah..
posted by :agussyafii
Cinta kita kepada Allah mampu menyejukkan hati ketika mengarungi samudra kehidupan. Terkadang badai dan ombak datang menghempas membuat kita terhenyak, terkejut, kaget, marah dan kecewa. Terjadi dengan tiba-tiba dan kita bertanya, "Ya Allah, mengapa semua ini harus terjadi?" Kemudian dengan cinta kita kepadaNya menyejukkan hati kita yang perih, penuh luka dan air mata. Itulah yang terjadi pada seorang Ibu. Sosoknya sederhana.
Tahapan hidupnya penuh guncangan. Bahtera keluarganya terhempas badai dan gelombang ditengah samudra kehidupan. Dirinya harus berpisah dengan suami yang sangat dicintainya. Pengorbanan cintanya begitu luar biasa. Rumah tangga yang dijalin selama sepuluh tahun harus kandas.
Dirasakan sebagai pukulan telak. Bersamaan dengan itu jiwanya menginginkan rasa aman dan kebahagiaan. Dibutuhkan pelabuhan untuk menyandarkan keletihan dan kepiluan jiwa. Ibunya yang dicintainya berpulang ke Rahmatullah. Dia tidak tahu harus apa yang dilakukannya. "Saya yakin ini adalah wujud kasih sayang Allah kepada saya." tuturnya lirih. Airmata berlinang. Wajahnya tertutupi oleh jilbabnya yang panjang. Angin berhembus menyegarkan seolah menyejukkan hatinya.
Terdengar suara anak-anak Amalia melantunkan ayat suci al-Quran mengalirkan perasaan sejuk. Kenangan bersama anak-anak dan suaminya hadir kembali dipelupuk matanya. Disaat dirinya membantu anak-anaknya belajar membaca al-Quran dan belajar sholat terasa indahnya.
Sementara kini anak-anak semuanya ikut suaminya, hanya yang bungsu ikut bersamanya. Sore itu dirinya meneduhkan hatinya di Rumah Amalia, dengan bershodaqoh berharap memohon pada Allah agar senantiasa diberi kekuatan dan kesabaran dalam mengarungi samudra kehidupan.
Alhamdulillah, Seminggu kemudian, Allah telah mempertemukan kembali keluarga itu. Suami dan anak-anak menemui dirinya. Berkumpul dalam kebahagiaan keluarga, bersama suami dan anak-anaknya. Dirinya meminta maaf kepada suami dan anak-anaknya. Malah disambut dengan derai air mata. "Abi yang salah terhadap Umi, Abi yang semesti meminta maaf kepada Umi,
" tutur suami yang sangat dikasihinya. Malah anak-anaknya yang menyemangati Abi dan Uminya agar hidup rukun kembali. Rasa syukur mereka sebagai orangtua kepada Allah karena menyatukan dan memberikan semangat agar bersatu justru anak-anaknya. Anak-anak yang sholeh yang berharap kedua orang tua untuk tidak berpisah. Subhanallah..
posted by :agussyafii
Tiada ulasan:
Catat Ulasan