1 Rabi'ul Akhir 1433H. [MOD] -
Keindahan dalam hidup karena iman, itulah yang dirasakan dalam hidup seorang bapak. Di Rumah Amalia beliau bertutur bahwa dirinya seorang mualaf. Rumah tangganya tidak mengalami cobaan dan ujian yang berarti. Semuanya berjalan apa adanya sampai anaknya lahir. Walaupun begitu ditengah usianya separuh baya masih juga belum mau menjalankan sholat, puasa dan ibadah lainnya.
"Waktu itu saya tenggelam hanya mengejar kehidupan duniawi Mas Agus.." tuturnya. Meskipun demikian, istrinya tetap tekun menjalankan semua ibadah dengan baik bahkan tak jarang istrinya mengingatkannya agar untuk sholat namun semua itu tak dihiraukannya. Suatu ketika baliau merasakan sakit perutnya, mual, kembung dan membesar. Akhirnya dibawa ke rumah sakit, sampai dokter angkat tangan.
Tidak sanggup untuk mengobatinya. Apapun telah dilakukan, harta yang dimilikinya hampir ludes, tetapi kesembuhan tidak kunjung tiba. Dalam keputusasaannya istrinya senantiasa membimbing kalimah tayyibah, agar selelu menyebut Asma Allah dalam sakitnya. Dalam sakit itu sang bapak berjanji kepada istrinya, jika sembuh nanti..
saya akan menjalankan semua ibadah dengan baik." begitu tuturnya. Membiasakan diri ketika sakit untuk selalu membaca kalimah-kalimah thayiibah memang tidak mudah. walaupun sedikit namun terus diusahakannya untuk mengucap kalimah tayyibah dan berserah diri kepada Allah.
Sungguh Allah Maha Besar, Tiada yang memiliki kekuatan hanya Allah. Tak seorangpun yang mampu menahan segala sesuatu yang telah menjadi kehendakNya. Seperti yang dialaminya penyakit yang semula tidak bisa disembuhkan perlahan-lahan pulih kembali. Sedikit demi sedikit perutnya yang semula bengkak kemudian mengempis. Rasa sakit diperutnya mulai tak terasa lagi.
Akhirnya sakitnya benar-benar sembuh. Beliau setelah sembuh mulai belajar membaca al-Quran dan sholat. Dalam kehidupan rumah tangganya semakin kokoh. Tidak ada lagi perbedaan yang mampu mengguncang rumah tangganya.
Beberapa kali istrinya ikut belajar selalu meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan seorang istri yang setia menemani sang suami tercinta. Bahkan kehidupan sekarang ini lebih mudah untuk bertegur sapa dengan tetangga, membuat keluarganya menjadi hidup tentram. "Saya tidak pernah menyangka bila kita melaksanakan perintahNya dengan sungguh-sungguh kita akan merasakan betapa indahnya hidup ini dengan senantiasa bersyukur atas semua Karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. "ucapnya. Terlihat wajahnya sosok seorang bapak dan suami yang dipenuhi air mata.
Dan apabila mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka bercucuran air mata disebabkan kebenaran al-Quran yang telah mereka ketahui, seraya mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah beriman maka catatkanlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi atas kebenaran al-Quran dan kenabian Muhammad. (QS. al-Ma'idah:83).
posted by :agussyafii
Keindahan dalam hidup karena iman, itulah yang dirasakan dalam hidup seorang bapak. Di Rumah Amalia beliau bertutur bahwa dirinya seorang mualaf. Rumah tangganya tidak mengalami cobaan dan ujian yang berarti. Semuanya berjalan apa adanya sampai anaknya lahir. Walaupun begitu ditengah usianya separuh baya masih juga belum mau menjalankan sholat, puasa dan ibadah lainnya.
"Waktu itu saya tenggelam hanya mengejar kehidupan duniawi Mas Agus.." tuturnya. Meskipun demikian, istrinya tetap tekun menjalankan semua ibadah dengan baik bahkan tak jarang istrinya mengingatkannya agar untuk sholat namun semua itu tak dihiraukannya. Suatu ketika baliau merasakan sakit perutnya, mual, kembung dan membesar. Akhirnya dibawa ke rumah sakit, sampai dokter angkat tangan.
Tidak sanggup untuk mengobatinya. Apapun telah dilakukan, harta yang dimilikinya hampir ludes, tetapi kesembuhan tidak kunjung tiba. Dalam keputusasaannya istrinya senantiasa membimbing kalimah tayyibah, agar selelu menyebut Asma Allah dalam sakitnya. Dalam sakit itu sang bapak berjanji kepada istrinya, jika sembuh nanti..
saya akan menjalankan semua ibadah dengan baik." begitu tuturnya. Membiasakan diri ketika sakit untuk selalu membaca kalimah-kalimah thayiibah memang tidak mudah. walaupun sedikit namun terus diusahakannya untuk mengucap kalimah tayyibah dan berserah diri kepada Allah.
Sungguh Allah Maha Besar, Tiada yang memiliki kekuatan hanya Allah. Tak seorangpun yang mampu menahan segala sesuatu yang telah menjadi kehendakNya. Seperti yang dialaminya penyakit yang semula tidak bisa disembuhkan perlahan-lahan pulih kembali. Sedikit demi sedikit perutnya yang semula bengkak kemudian mengempis. Rasa sakit diperutnya mulai tak terasa lagi.
Akhirnya sakitnya benar-benar sembuh. Beliau setelah sembuh mulai belajar membaca al-Quran dan sholat. Dalam kehidupan rumah tangganya semakin kokoh. Tidak ada lagi perbedaan yang mampu mengguncang rumah tangganya.
Beberapa kali istrinya ikut belajar selalu meneteskan air mata. Air mata kebahagiaan seorang istri yang setia menemani sang suami tercinta. Bahkan kehidupan sekarang ini lebih mudah untuk bertegur sapa dengan tetangga, membuat keluarganya menjadi hidup tentram. "Saya tidak pernah menyangka bila kita melaksanakan perintahNya dengan sungguh-sungguh kita akan merasakan betapa indahnya hidup ini dengan senantiasa bersyukur atas semua Karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. "ucapnya. Terlihat wajahnya sosok seorang bapak dan suami yang dipenuhi air mata.
Dan apabila mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka bercucuran air mata disebabkan kebenaran al-Quran yang telah mereka ketahui, seraya mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, kami telah beriman maka catatkanlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi atas kebenaran al-Quran dan kenabian Muhammad. (QS. al-Ma'idah:83).
posted by :agussyafii
Tiada ulasan:
Catat Ulasan