20 September 2010

Istiqamah..

10 Syawal 1431H.

“Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu ucapan sehingga aku tidak perlu bertanya lagi kepada orang lain. Rasulullah s.a.w. menjawab, “Ucapkanlah ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian hendaklah engkau beristiqamah’” (HR Muslim).

Dapat difahami dari apa yang dikemukan Rasulullah dalam hadits di atas bahwa beriman itu amat penting, namun yang lebih penting lagi untuk tahap selanjutnya adalah beristiqamah atau menetapkan hati dalam keimanan. Apalagi imannya seseorang boleh mengalami pasang surut setiap saat. Paling menyedihkan bila surut iman seringkali dialami orang setelah sempat berusaha sekuat-kuatnya untuk pasangkan (imannya) di waktu bulan Ramadhan.

Tentunya sangat malang bagi manusia yang hidup dalam keadaan iman surut atau bahkan tidak beriman. Sebab, mungkin sahaja ajal akan menjemput di saat sedang demikian. Sedangkan Allah sudah mengingatkan dalam al-Qur’an agar jangan sekali-kali mati kecuali dalam keadaan beriman atau dalam keadaan Islam.

Meskipun diingatkan secara berulang kali namun manusia diberikan pilihan untuk mati dalam keadaan beriman atau sebaliknya. Masih banyak manusia yang tidak mampu mengawal hidupnya, sehingga akhirnya mendapati dirinya mati dalam keadaan tanpa beriman. Buktinya, tidak semua orang mampu bertindak lurus atau tetap hidup sesuai dengan tuntunan iman. Malam beriman, siangnya sudah berubah diwaktu malamnya.

Malah timbul kebimbangan di waktu sekarang bila orang yang bergelar Islam sudah sanggup bunuh orang lain dan membunuh diri. Sedangkan Hukum bunuh diri sangat jelas iatu "tidak mencium bau syurga" dan tjenazahnya tidak layak dikebumikan di perkuburan Islam.

Kemalangan yang menggerikan...

10 Syawal 1431H.

"Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri” (QS. Al Isra: 15).

Menyaksikan kemalangan dijalanraya, seketika muncul rasa ngeri dan takut. Lebih ngeri lagi kalau diri kita sendiri yang mengalaminya. Sesungguhnya kalau direnungi, tidak sedikit manusia mengalami kemalangan setiap hari. Malah Indek kematian dari kemalangan maut sehingga jumaat lepas ialah 16.2 orang dalam tempoh sehari di Malaysia.

Begitu juga dalam melakukan perjalanan hidupnya, manusia terus menerus melanggar batas-batas yang telah digariskan dalam ajaran Allah. Begitulah kehidupan manusia yang tidak mendapat hidayah dan petunjuk dari Allah.

Menurut sebahagian ulama, antara manusia dengan hidayah ibarat mata dengan cahaya matahari. Meskipun manusia mempunyai mata, manusia akan susah berjalan di alam ini bila tidak ada cahaya matahari. Sebaliknya, akan susah juga berjalan bila ada cahaya matahari tetapi tidak punya mata. Dengan demikian, manusia memerlukan cahaya untuk memudahkan melakukan perjalanan dan tidak mengalami kemalangan dalam hidup ini.

Tentunya, cahaya dari Allah selalu ada. Agar bisa memanfaatkannya, manusia tidak boleh selalu tertidur. Perlu membuka matanya lebar-lebar untuk menemukan cahaya dari Allah. Namun demikian, Allah menegaskan bahwa tidak akan diberikan hidayah kepada orang-orang yang menempuh jalan kefasikan dan kezaliman atau kejahatan lainnya. Kerana itu, penting sekali berusaha membersihkan jalan kita ini untuk mendapatkan hidayah dari Allah.

Semuga Ramadhan yang telah berlalu selama 10 hari lepas telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam dalam menididik rohani dan jasmani kita kearah lebih taat kepada Allah dan sentiasa merasa ngeri kepada dosa-dosa sekiranya kita melanggar batas-natas yang telah ditentrukan oleh Allah.