27 Jamadil Akhir 1431 H
Oleh: Shah Bundy
Sayidah Fathimah dinamai demikian karena tak seorang pun bisa memahaminya. Karena alasan ini, dan sebagai kesadaran sepenuhnya akan nilai Pemimpin dunia dan akhirat, kita semata-mata harus merujuk pada para maksum, yang memiliki persepsi yang sempurna tentangnya. Karena itu, satu-satunya sumber pengumpulan informasi tentangnya adalah keturunannya yang saleh, dan hadis-hadis yang berasal dari mereka.
Sebelum memulai kajian akan hadis-hadis tersebut, seyogianya orang mencamkan bahwa seluruh imam Ahlulbait berbicara menurut kapasitas reseptif dan kemampuan seseorang atau orang-orang yang mencari informasi.Hadis-hadis ini merupakan selayang pandang akan kualitas-kualitas az-Zahra, karena pengetahuan hakiki hanya ada pada Allah Swt, Nabi saw, dan para imam as. Tidak ada yang lain.Paragraf berikut diambil dari sejumlah kitab Ahlusunnah.
1) Sebab penciptaan alam semesta
Sejumlah perawi Ahlusunnah seperti Syaikh al-Islam Hamuwani menulis dalam kitabnya, Faraidh Simthain, Kitab 1, halaman 36, dari Ibnu Arabi, yang mengutip dari Nabi saw, “Ketika Allah menciptakan Adam dan para malaikat bersujud di hadapannya, maka Adam bertanya kepada Allah, apakah Tuhan telah menciptakan orang lain, yang lebih dicintai Allah. Allah menjawab, ‘Benar. Sekiranya mereka tidak ada, niscaya Aku tidak menciptakanmu.’
Kemudian Adam mengungkapkan keinginannya untuk melihat mereka. Pada saat itu, Allah memerintah para malaikat untuk menanggalkan hijab. Kemudian Adam melihat lima bayangan di depan Singgasana Allah. Adam bertanya kepada Allah, “Wahai Allah, siapakah mereka?” Lantas Allah menjawab, ”Ini adalah Nabi Muhammad. Ini sepupunya, Amirul Mukminin Ali, Fathimah, putri Rasulullah, serta kedua putra Fathimah dan Ali, Hasan dan Husain. Dengar wahai Adam, mereka semua adalah putra-putramu.”
Khwarazmi telah mengutip dalam kitabnya, Manaqib , bahwa Abu Hurairah telah mengundang perhatian khususnya pada kalimat, ‘Sekiranya mereka tidak ada’, engkau tidak akan diciptakan.’ Setelah ini, Allah berfirman, ‘Sekiranya mereka tidak ada, bahkan Arasy dan Kursi, langit dan bumi, malaikat, jin, dan manusia pun tidak akan diciptakan.’ Karena alasan inilah, Sayidah Fathimah as adalah sebab penciptaan.
2) Cinta Fathimah, Syarat Kenabian
Tentu saja Allah telah menampilkan Ali, Fathimah, dan putra-putra mereka sebelum yang lain diciptakan. Mereka yang mendahului dalam mengambil suatu inisiatif dalam menerima mereka, mereka dijadikan para nabi. Mereka yang telah menerima mereka setelah para nabi, Allah menjadikan mereka Syiah. Allah akan menghimpun mereka semua di dalam surga. Hadis-hadis seperti ini terdapat dalam kitab Bashair ad-Darajaat.
3) Penghulu Perempuan di Dunia dan Akhirat
Ibn Maghazili asy-Syafii, dalam buku Manaqib, halaman 399, telah mengutip hadis ini dari Nabi saw bahwa Nabi saw berkata, “Demi Yang Mahakuasa yang telah menjadikanku sebagai seorang nabi, bahwa engkau, wahai Fathimah, adalah penghulu seluruh perempuan di dua dunia, yakni di dunia ini, dan di akhirat kelak.” Banyak hadis serupa yang telah disebutkan oleh Allamah Syahabuddin Alusi dalam Tafsir al-Ma’âni, jilid 3, hal.155. Syafii telah mengutip dalam Sirah Halabi, jilid 2, halaman 6, dan banyak perawi Ahlusunnah juga telah mengutip yang banyak hadis yang serupa kepada efek ini. Di antara ulama Sunni yang meriwayatkan adalah Suyuti, Muqrizi, Manawi, Ibn Abil Abi Hadid al-Mu’tazili, Ahmad Zaini Dahlan asy-Syafii, Mufti Mesir.
4) Cinta dan Penghormatan kepada Fathimah akan Berguna di 100 Tempat
Dalam Faraidh as-Simthain, jilid 2, halaman 67, Allamah Hamuyini menyebutkan sebuah hadis dari Rasulullah saw bahwa beliau berkata kepada Salman, “Barangsiapa yang berwilayah dengan Fathimah, ia akan bersamaku di surga. Barangsiapa yang memusuhi Fathimah, ia masuk neraka. Wahai Salman! Cinta kepada Fathimah akan menyelamatkan di seratus tempat. Di antara tempat-tempat yang sulit itu adalah kematian, kuburan, mizan, hari kebangkitan, jembatan shirath, dan hari Hisab. Barangsiapa yang membuat ridha Fathimah, aku pun ridha kepadanya. Barangsiapa yang membuatku ridha, Allah pun ridha kepadanya. Barangsiapa yang membuat marah Fathimah, maka ia telah membuatku marah. Barangsiapa yang membuatku marah, Allah pun marah kepadanya. Yang paling celaka adalah ia yang menzalimi Fathimah atau suaminya, Ali, atau salah satu di antara putra-putranya atau syiah-nya.”
5) Jalan untuk Mendapatkan Kelas yang Sama di Surga Bersama Nabi saw
Allamah Ibn Maghazali, dalam Manaqib, halaman 37, menyatakan dari Nasr bin Ali dan ia berdasarkan otoritas Imam Musa Kazhim, dari ayah-ayahnya, dari Amirul Mukminin Ali, menukil bahwa Nabi saw memegang tangan Hasan dan Husain seraya berkata, “Barangsiapa yang menjadikan keduanya, ayah mereka dan ibu mereka, wali, maka ia berada di kelas yang sama sepertiku di surga.”
Khatib Baghdadi menyatakan bahwa ketika Nasr bin Ali, meriwayatkan hadis ini, Mutawakkil menjatuhkan hukuman dua cambukan. Ketika para agen Mutawakkil memukulinya, Jafar bin Abdul Wahid bertanya kepada Mutawakkil apa yang tengah dilakukannya. Orang itu Sunni. Lantas, ia pun melepaskannya. (Tarikh Baghdad, jilid 13, halaman 288)
6) Fathimah Pilihan Allah
Khawarazmi, dalam bukunya Maqtal al-Husain, hal 67, meriwayatkan hadis ini dari Zaid bin Ali, dari ayah-ayahnya, dan mereka mengambilnya dari Amirul Mukminin yang berkata bahwa Rasulullah saw berkata kepada Fathimah as, “Allah, setelah memandang seluruh manusia di bumi telah memilih ayahmu dan menjadikannya seorang nabi; kemudian, Allah memandang dunia dan memilih suamimu, yakni saudaraku, sebagai washiku. Kemudian untuk ketiga kalinya, ketika Allah memandang seluruh alam semesta, Dia memilihmu, ibumu, dan menunjuk kalian berdua, pemimpin bagi kalangan perempuan. Lalu Allah memandang untuk keempat kalinya, setelah memandang alam semesta, memilih kedua putramu, menjadikan mereka sebagai pemimpin para pemuda surga.”
Hadis sejenis telah dikutip oleh Hafiz Ashimi dalam Zain al-Fatah.
7) Fathimah Makhluk Allah yang Pertama
Allamah Asqalani, dalam Lisân al-Mîzân, jilid 3, halaman 349, meriwayatkan dari Imam Hasan Askari, dari ayah-ayahnya, dan dari Imam Muhammad Baqir, dan ia dari sanad Jabir bin Abdullah Anshari, meriwayatkan, ”Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka mulai takabur karena lebih indah dari yang lainnya. Dalam pada itu, mereka memandang perempuan lain, yang parasnya amat rupawan dan bercahaya. Sulit untuk memandang parasnya tanpa menutup mata mereka, karena cahaya yang dipancarkannya itu. Lantas Adam dan Hawa berdoa kepada Allah untuk mengetahui siapa perempuan ini. Allah menjawab, “Inilah Fathimah, perempuan paling utama dari seluruh keturunanmu.” Kemudian Adam berdoa, “Ya Allah, bagaimanakah ia mengenakan mahkota?” Allah menjawab, “Itu adalah suaminya, Ali.” Adam bertanya lagi, “Apakah itu dua antingnya?” Lalu Allah menjawab, “Itu adalah kedua putranya, Hasan dan Husain.”