12 Januari 2008

Hijrah

نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.( Al Hijr: 49).
Tahun baru Islam, Hijriyah, mengingatkan kita pada masa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah di masa masa awal dakwah Islam. Sebab, tahun Hijriyah dihitung berdasarkan tahun hijrahnya Nabi SAW.

Sebagaimana pindahnya Nabi, hijrah secara sederhana juga diartikan berpindah. Maksudnya,
berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain atau berpindah dari keburukan kepada kebaikan.
Perpindahan Rasul karena ingin menyiarkan Islam secara bebas. Makkah pada waktu itu belum bebas dalam menyebarkan Islam, karena diancam oleh musuh. Sehingga dipilihnya kota Yatsrib, yang kemudian diubah namanya menjadi Madinah sebagai tempat penyiaran agama kebenaran itu. Madinah artinya kota atau tempat yang berperadaban, di mana rakyat hidup damai, teratur, dan memahami hukum Islam.

Hari ini, 1429 H, kita telah ribuan kali berhijrah. Sepatutnya, hijrah yang sudah demikian banyak membuat kita semakin baik, semakin beradab, dan semakin memahami hukum Islam. Sayangnya, harapan itu kelihatannya belum dicapai. Bunuh membunuh makin menjadi. Benci membenci demi nafsu kekuasaan semakin menguasai diri. Sehingga timbul pertanyaan apakah kita tak pernah mengambil makna dari tahun hijriyah yang selalu kita peringati.

Selagi waktu masih ada, sepatutnya kita menyempatkan diri untuk mengambil makna sesungguhnya dari peringatan tahun hijriyah kali ini. Kita perlu meminta ampun kepada Allah atas kesalahan kesalahan selama ini, apalagi Allah Maha Pengampun.

Tiada ulasan: