05 Jun 2008

Ketenangan Jiwa

“Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepadaKu, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkanmu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan”, (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Jiwa yang tenang merupakan idaman setiap insan di dunia ini. Bahkan tidak sedikit orang mengira bahwa impiannya itu boleh didapati dengan harta dunia, kedudukan, kemewahan, dan sebagainya, sehingga itulah yang selalu dikejar. Namun setelah memiliki semua itu, apa yang diidamkan berupa ketenangan jiwa tidak diperolehinya. Malahan yang didapat adalah kekacauan jiwa. Itu adalah suatu pertanda bahwa rata-rata manusia tahu apa yang diinginkan, namun tidak tahu cara memperoleh apa yang diinginkannya.


Padahal kalau meneliti hadits Qudsi di atas, jelas sekali bagaimana cara memperolehi ketenangan jiwa. Iaitu, dengan sentiasa dekat kepada Allah dan beribadah kepada Nya secara ikhlas. Dengan selalu dekat kepada Allah, segala rintihan hati akan selalu disampaikan kepadaNya. Allah berjanji tidak akan membiarkan tangan-tangan manusia yang menelentang, hati yang memohon, dan mata yang bercekang diwaktu malam, tanpa membawa hasil . Allah pasti Allah akan mengabulkan permohonan yang ikhlas itu.

Oleh kerana itu, jangan sampai kita setiap saat diperhambakan oleh berbagai kesibukan, sehingga waktu untuk beribadah dan berdoa kepada Allah sering diabaikan. Ingatlah bahawa sesungguhnya rezeki kita berasal dari Allah . Kerana itu, kepadaNya lah kita meminta dan dengan namaNya lah kita memulai mencari rahmatNya. Dengan demikian, jiwa kita pun akan tenang sewaktu kembali kepadaNya.

Tiada ulasan: