25 Julai 2008

Generasi yang rosak

“Maka datanglah sesudah mereka, generasi (yang buruk) yang menyia-nyiakan sembahyang dan menuruti hawa nafsu, maka kelak mereka akan mengalami kesesatan dari jalan yang benar” (QS. Mariam: 59).

Melalui ayat di atas, kita diperingatkan tentang akan datangnya suatu masa sesudah para Nabi-nabi yang dipenuhi generasi yang buruk. Ciri-ciri generasi itu antara lain menyia-nyiakan sembahyang dan menuruti hawa nafsu mereka. Persoalannya siapa diantara kita generasi yang dimaksudkan itu ?

Sesuai dengan ajaran Islam, kita menyakini tidak ada lagi Nabi sesudah Nabi Muhammad SAW, meskipun kebelakangan ini ada orang yang mengakui dirinya Nabi. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan dan sebahagian dari bukti sebahagian kita adalah generasi yang buruk.

Generasi buruk dapat kita perhatikan dari ciri-cirinya, tidak sedikit di antara kita yang tergolong ke dalamnya. Yang menyia-nyiakan sembahyang, contohnya, pun tidak sedikit jumlahnya. Tentu, yang menyia-nyiakan sembahyang ini bukan hanya yang meninggalkan salah satu rukun Islam itu, tetapi juga yang melaksanakannya tetapi sembahyangnya tidak mencapai harapan seperti yang disebut dalam Al Quran“mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
Malang sekali seolah-olah antara sembahyang dan perbuatan keji seakan tidak hubungan. Mungkin inilah yang dimaksud dengan orang yang di waktu malam menjadi Islam dan di siangnya menjadi kafir.
Realiti dari kejadian membunuh dua anak kecil yang tidak berdosa dan menghabiskan nyawanya sendiri dengan mengantung diri di Nibong Tebal kelmarin adalah contoh manusia yang sudah tidak punya iman di akhir zaman ini. Kalau ada iman sebesar zarrahpun dalam dirinya kita yakin ia tidak sanggup melakukan perbuatan mungkar itu.

Tiada ulasan: