“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan manusia yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami, dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar (QS. Al-`Araf: 179).
Ketika ajal tiba, barulah seseorang manusia menyadari dengan sesungguhnya tentang perjalanan hidup yang telah dilaluinya. Saat itulah manusia terkenang tentang alangkah bahagianya kalau sempat melalui kehidupan seperti kehidupan seekor lebah.
Sebagaimana diketahui, lebah dalam hidupnya selalu memberikan keuntungan berlipat ganda , baik terhadap dirinya maupun terhadap makhluk-makhluk lain, terutama bagi tumbuhan dan manusia.
Dalam kehidupan sehariannya, lebah mengambil sari dari bunga untuk dirinya. Namun lebah sama sekali tidak merusak bunga yang dihinggapinya dan diambil sarinya. Bahkan, tumbuhan pemilik bunga itu merasa beruntung dengan kehadiran lebah itu. Sebab, proses pendebungaan akan berlaku.
Begitu juga dengan madu yang dihasilkan oleh lebah. Madu itu sangat bermanfaat bagi makhluk manusia. Di samping menjadi obat untuk berbagai jenis penyakit, madu juga digunakan sebagai makanan atau minuman yang lazat dan mahal harganya.
Lebah tentunya tidak setanding dengan manusia yang tidak hanya memiliki mata dan telinga. Manusia malah memiliki hati yang merasa dan berfikir dengan akalnya. Manusia adalah sebaik-baik kejadian . Dengan demikian, manusia seharusnya lebih bermanfaat berbanding dengan lebah, sehingga tersangat bahagia bila ajal tiba.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan