07 November 2009

Sayyid Ali Khamenei: Bangsa Iran Tidak Akan Terperdaya Retorika Manis Amerika

Email : Shah Bundy

Menjelang peringatan Hari Nasional Anti-Imperialisme Global yang jatuh pada hari Rabu, 4/11, dalam sebuah khutbahnya Sayyid Ali Khamenei menyebut AS sebagai imperealis sejati di dunia. Pertemuan yang digelar secara terbuka dengan komunitas pelajar, mahasiwa dan keluarga syuhada Iran itu berlangsung Selasa 3/11/09. Dalam pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam, menekankan perlunya ketajaman hati dan pikiran untuk mengenal imperialisme.

"Selama pemerintah AS masih mempertahankan mental imperialisme dan ancamannya, maka bangsa Iran tidak akan terpedaya oleh retorika pemerintah AS yang terkesan menginginkan rekonsiliasi namun tidak melepaskan kemerdekaan, kebebasan, kepentingan nasional dan hak-hak bangsa Iran.

"Pasca kemenangan Revolusi Islam, pemerintah AS bukannya meminta maaf dan membayar ganti rugi atas kejahatan yang ditimpakannya kepada bangsa Iran, tapi justru melancarkan konspirasi terhadap bangsa dan pemerintah Islam Iran sejak masa-masa awal Revolusi Islam. Bahkan kedutaan AS di Tehran dijadikan sebagai pusat spionase dan konspirasi anti-Iran". Tegas Rahbar atau pemimpin besar revolusi Islam Iran.

Sayyid Ali Khamenei menilai, list kejahatan AS terhadap bangsa Iran selama tiga dekade terakhir telah terkumpul menjadi buku tebal.

Menyinggung pernyataan yang terkesan indah dari Presiden AS, Barack Obama berupa tawaran berunding dan penyelesaian masalah dengan Iran, Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, "Sejak awal Republik Islam Iran memutuskan untuk tidak menilai secara dini slogan ‘perubahan', namun menilai hal itu dari prakteknya. Sayangnya, realitas yang ada selama ini justru berbeda dengan apa yang dikatakan". Tandasnya.

Dalam mengomentari tekad bangsa Iran untuk mempertahankan kemerdekaan, kebebasan, dan kepentingan nasional serta meraih kemajuan sains dan teknologi, Pemimpin Besar Revolusi menyatakan, "Jika ada pihak yang ingin mencederai hak bangsa Iran, maka bangsa ini akan menentang dengan mengerahkan seluruh kekuatan dan memaksanya tunduk. Rahbar juga memperingatkan, "AS jangan merasa senang dahulu dengan sejumlah masalah dan peristiwa pasca pemilu presiden Iran, sebab Republik Islam Iran jauh lebih kukuh dari apa yang selama ini dibicarakan".

"AYUH BANGUN UMAT ISLAM"

TAKBIR!!!!

7 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

subhanallah!!!

Tanpa Nama berkata...

Amerika dan yahudi sentiasa memusuhi islam.

GM berkata...

Bersatu umat islam demi kebaikan. Tahniah kepada kerajaan IRAN yang kini menjadi harapan umat ISLAM masa kini

Tanpa Nama berkata...

A'la Muhammadin Wa aalih... Solawat !!!

ruyom berkata...

Many malays don't like to admit it, but once upon a time, they were not Muslims like everyone else!

Malays were part of the migration of Polynesian peoples whose original home was Yunnan in China to South East Asia in what is known as Philippines, Indonesia, Malaysia……….

At that time the Orang Asli were already well settled in the malay Peninsula, so that makes them the most legitimate of the bumis.

Malays were animists then for hundreds of years until Indians crossed Bay of Bengal to South East Asia and spread Indian and Hindu culture to the peoples there.

Hence we had the great Hindu kingdoms which later also became Buddhist kingdoms of Langkasuka, Srivijaya, Majapahit - but main thing to note is that racially the peoples were malays and speak old malay language.

Islam only came to South East Asia from 1400 after foundation of Malacca by Parameswara. Again from India crossed Bay of Bengal and spread Islam to South East Asia. Malacca sultans were among the first converts and the rest is history.

Please note that the malays have been Muslims for only 600 years and have been Hindus/Buddhists very much longer - at least 2000 years. Malay culture is very much influenced by Hindu culture including Sanskrit words like the wayang kulit, raja, maharaja, etc.

Unlike Javanese, who are proud of their Hindu/Buddhist past reflected in great empires like Srivijaya and Majapahit, malays are generally ashamed to dwell on their pre Islamic Hindu/Buddhist past.

On the contrary some malays try to be like the Arab wannabes, trying to cleanse the malays of their Hindu/Buddhist past - in this even the songs and films of P Ramlee become victimized!

If Islam had not come to South East Asia, malays would still be Hindus/Buddhists like the Balinese which is not a bad idea, as Balinese are considered very peaceful people.

Tanpa Nama berkata...

Amerika adalah ibu kejahatan yang harus diperangan sepanjang masa. Saya sayang ulama seperti ini. Tanpanya siapa lagi yang yang lawan Amerika laknatullah dan kroni-kroninya termasuk di Malaysia tercinta ni.Selawat.

Tanpa Nama berkata...

awas iran fanatik syiah.. aqidah tu tertolak dp ASWJ.. 2 x 5 dgn amerika n setarafnya..

boleh berkawan tapi hati2..
darah sunni halal mereka korbankan spt di iraq skrg... fikir2kanlah..