17 Disember 2009

HUTAN BALAK HABIS GONDOL KERJA MENTERI MANA?

Email : ISMAILY BUNGSU


ISU BAHASA sudah saya bicarakan dan perlu ada tindakan Kerajaan Sabah untuk memperbetulkan undang-undang dan akta 1963/76 mesti dipanjangkan ke Dewan Negeri Sabah agar ada semacam dokumen untuk orang lain tidak membangkitkan kesilapan seperti terdapat dalam 20 perkara perjanjian penubuhan Malaysia pada tahun 1963 itu.

Sekarang saya bangkitkan lagi soal HUTAN BALAK yang sekarang sewenang-wenangnya digondolkan semacam hak mereka yang berkuasa merampok harta kita begitu saja. Siapa saja yang punya kuasa meluluskan pengondolan hutan rimba warisan bangsa ini kalau bukan seorang Menteri yang berkuasa untuk diri dan anak kerabat sukusakatnya.

Lihat sepanjang perjalanan Sipitang atau Sook/lori-lori balak mengangkut balak memusnah jalanraya membahayakan yang lewat di sana/mereka memandu seperti setan macam dikejar malaikat maut dan berkata itu jalan bapa mereka punya dan hutan balak nenek mereka punya. Inilah kerja setan yang rakus tamak dan haloba.

Ke mana lagi kera, rusa, kijang, gajah, orang utan kalau hutan rimba kita habis dimakan oleh bapa-bapa yang tamak, rakus berperangai seperti serigala yang melahap apa saja yang ada tanpa memikir bangsa negara dan warisan anak cucu cicit kita. Inilah rupa bentuk kerajaan yang kita pilih yang menjahanamkan bangsa negara kita sendiri.

Bila hutan diranap untuk mendapatkan dolar yang bertimbun, maka apa jadi kepada alam sekitar kita? akan jadi panas dan bintang di hutan entah ke mana mahu berlindung, bukit diruntuhkan apa jadi kesannya kepada alam/banjir besar menenggalamkan bila terjadi berhari2 dan berbulan lamanya dan kemudian siapa yang bakal menerima kesan bala bencana tsunami tiba?

Iya, Sang menteri yang meluluskan pengondolan bisa kaya dan kita bakal menerima bencana bala mala petaka dan apakah rakyat di pedalaman atau di kota bisa tahu akan keadaan ini atau sekadar melihat dengan putih mata dan tak berbuat apa-apa. Inilah gejala akibat menerima RM50 setiap pilihanraya. Mulut disuap dengan pisang, tetapi pantat dikait dengan duri dan celakalah hidup anak bangsa kita.

Rupanya kita ini masih tidak sedar akibat perbuatan kita/anak bangsa negara termasuk hewan di hutan menjdi gelisah gundah tak terkata entah ke mana lagi mereka mengadu nasib yang celaka akibat perbuatan manusia durjana yang hanya mengira dollar tanpa berfikir perbuatan mereka menjahanamkan kehidupan manusia dan binatang yang damai di hutan.

Lalu apa tindakan saudara-saudaraku? membiarkan hutan terus digondol? dibotakkan atas nama pembanguna bangsa. Shit, semuanya auta dan penipuan. Pembangunan di laksana bukan maknanya mengorbankan hutan yang berjuta tahun usianya.

Ada cara lain yang lebih baik dan bermakna. Jawabannya mereka mahu kaya mendadak dan wangnya untuk anak bini suku sakat. Ini tidak masuk akal dan saya tetap membantah demi anak bangsa seribu tahun tiba.

Ayuh, kita kibarkan panji-panji amarah tanda kita bantah dan tidak setuju hutan balak diroboh gondolkan atas nama pembangunan. Kita bukan setan yang diam membatu.kita angkatan gagap yang sesekali bisa menjadi kurang ajar kalau sampai waktunya.

Ini amaran buat mereka yang rakus sebab amarah kita ada hadnya tiba/Sampai waktu kita menjadi pemberontak alam sekitar yang harus dipelihara untuk anak cucu cicit kita.

KITA merasa tenang dan santai melihat keadaan pinggiran pantai semacam ini/lalu bagaimana kalau hutan balak dirobohkan? itulah kerja setan yang haru kita tegah dan kita jangan lagi bertolak ansur soal membotakkan hutan rimba.

Tiada ulasan: