03 Disember 2011

Guru Kesederhanaan

7 Muharram 1433H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian” (QS. Al- Furqan: 67).

Guru tak semuanya dikenal di dunia ini. Yang banyak dikenal hanya guru-guru yang diangkat sebagai atau menyebut diri guru. Namun sebenarnya, ada sejumlah hamba Allah yang mendiami bumi ini yang layak untuk tempat berguru. Termasuk di antaranya orang-orang yang senantiasa hidup sederhana dalam keadaan memiliki harta yang memadai atau tidak. Rasulullah SAW juga mengingatkan bahwa tak akan menderita kesusahan orang yang hidup sederhana (HR. Ahmad).

Terbukti dalam kenyataan, pola hidup sederhana telah membuat banyak orang selamat dari berbagai prahara. Yaitu selamat dalam meniti jalan kesabaran. Kesabarannya diteguhkan di saat berbagai godaan datang. Mereka akan berhenti makan sebelum kenyang. Mereka tidak akan mencintai harta, kecuali yang sudah sanggup dimiliki.

Sebaliknya, pola hidup tidak sederhana telah menelan banyak korban di mana-mana. Hidup tak sederhana telah membuat banyak manusia menjadi panjang angan-angan. Karena hidup tak sederhana, banyak orang ingin tampil lebih dari orang lain, meskipun di saat tak memiliki kemampuan. Akibatnya, tak sedikit yang terjebak mengambil atau menggunakan yang bukan haknya.

Namun anehnya, dibandingkan dengan orang-orang yang hidup sederhana, orang yang hidup mewah lebih banyak dijadikan guru. Akibatnya, pola hidup sederhana dan orang-orang yang setia hidup seperti itu menjadi tak dikenal, meskipun mereka guru sejati karena telah memberi contoh melalui perilakunya bagaimana hidup sederhana.

Serambi/-

Tiada ulasan: