20 Mei 2010

Hati Yang Bahagia

5 Jamadil Akhir 1431 H
Oleh: agussyafii

Hati yang bahagia selalu hadir ketika hati penuh syukur ketika mendapatkan nikmat dan bersabar ketika mendapatkan ujian. Begitulah yang dirasakan seorang Ibu dengan tiga putrinya. Malam itu mereka berkunjung ke Rumah Amalia dengan hati yang penuh kebahagiaan dan wajah dengan senyuman. Sang Ibu bertutur bahwa dalam hidupnya harus melewati ujian kehidupan yang sebelumnya tidak pernah disadarinya.

Setelah pernikahannya dua puluh tahun dikaruniai dengan tiga putri yang sudah beranjak dewasa dikejutkan oleh kenyataan pahit, tiba-tiba suami menggugat cerai. Sampai beliau berpikir, apa yang salah dari dirinya sampai suaminya tega melakukan itu. Beliau sempat depresi, bingung tak tahu apa yang harus dilakukan. Apa lagi sang buah hati mereka sangat mengidolakan ayah dan bundanya. Mesti begitu Sang Ibu tidak membiarkan ketiga putrinya terlihat dalam masalah orang tuanya.

Ketidak mengertian atas sikap suaminya karena selama ini kehidupan rumah tangga sangatlah tenteram dan bahagia, tidak pernah bertengkar dan keributan dan tidak ada alasan yang utama yang bisa dijadikan gugatan cerai oleh suaminya karena selain istri sangat menghormatinya dan tidak ada gelagat atau perilaku yang aneh. Suaminya yang sangat santun dan penuh perhatian pada anak istrinya.

Sampai pernah malam hari beliau datang ke Rumah Amalia untuk membaca Yasin bersama dan berdoa agar suaminya kembali. Keberadaannya dengan berdoa di Rumah Amalia memberikan kesejukan hatinya ditengah kegalauan. 'Syukurlah Allah menjawab doa-doa saya, paling tidak telah membuat saya menerima semuanya dengan lapang dada, hati yang bersih dan ikhlas membuat saya survive menghadapi hidup ini,' tutur beliau.

Ditengah dirinya sudah berserah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mencoba untuk instropeksi diri atas semua kekurangannya dan menyibukkan dirinya dengan memulai usaha kecil-kecilan yang dicoba untuk merintisnya. Disaat itulah keajaiban datang dan meluluhkan hati suami tercintanya kembali pulang ke rumah dan telah mencabut gugatan cerainya. 'Sungguh Mas Agus Syafii, hati saya sangat bahagia karena Allah begitu Maha Pengasih dan Maha Penyayang mengijabah doa saya dan doa anak-anak Amalia sehingga keluarga kami bisa berkumpul kembali.' tutur Sang Ibu.

Malam itu hatinya penuh kebahagiaan tak henti mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Subhanallah. .

'Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.' (QS. Faathir : 34).

Tiada ulasan: