20 Januari 2012

Penyakit Dengki

26 Safar 1433H. [MOD] -
Oleh Jarjani Usman

“Jauhilah dengki karena sesungguhnya dengki itu membakar kebaikan seperti halnya api memakan kayu bakar” (HR. Abu Dawud).

Harus diakui memang, ada di antara manusia yang merasa senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang senang. Inilah di antara penyakit hati yang dapat menimpa siapa saja, meskipun orang-orang yang berbadan sehat. Bahkan penyakit ini bisa diderita menahun, apalagi bila tidak dicek dan terus-menerus diobati. Dan membiarkan sesuatu penyakit, tak terkecuali penyakit hati, akan menambah tingkat keparahannya sekaligus merusak bagian-bagian (kepemilikan manusia) yang lain.

Di antara bagian yang akan dirusak, menurut Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam, adalah kebaikan-kebaikan yang dimiliki penderitanya. Kebaikan yang dilakukan bertahun-tahun, dan bahkan kadangkala harus berjaga hingga larut malam, hilang sia-sia. Apa jadinya bila penyakit ini dibiarkan berjangkit sepanjang hayat manusia, maka akan sia-sia lah hidup ini. Saat-saat penting, seperti saat meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, tak ada kebaikan yang dibawa, sedangkan kejahatan menumpuk.

Padahal Allah telah mengingatkan agar hamba-hambaNya senantiasa memikirkan kebaikan-kebaikan yang akan dibawa menuju kehidupan yang abadi. FirmanNya, “Hai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang dipersiapkannya untuk hari esok” (QS. Al Hasyr: 18). Tentunya, memikirkan hari esok tak akan mungkin kalau tidak memanfaatkan hari ini. Giat mencari pahala dengan beribadah dan berbuat baik hari ini adalah penting, tetapi mengelola atau menjaganya agar tidak hilang jauh lebih penting. Di antaranya adalah dengan menjaga hati agar tidak digerogoti penyakit dengki.

Serambi/-

Tiada ulasan: