27 Mac 2013

Ikhlas

15 Jamadil Awal 1434 H. [MOD] -

Oleh Jarjani Usman

“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi seseorang itu apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah karena harta yang ingin diraihnya atau karena perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu untuk sesuatu yang menjadi tujuan hijrahnya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kebahagiaan tentunya dambaan setiap insan. Namun, kebahagiaan kadangkala sulit ditemukan atau dirasakan, karena mencarinya dengan cara yang tidak benar, misalnya, dengan mengingkari Allah. Padahal sesungguhnya kebahagiaan tidak jauh letaknya, ia hadir di hati diri kita sendiri. Ia insya Allah akan diraih, antara lain, dengan memberi tempat yang memadai untuk hadirnya keikhlasan karena Allah di bilik hati. 

Itulah di antara hadiah dari Allah untuk hamba-hambaNya yang ikhlas dalam beramal. Segala ibadah dan amal diniatkan karena Allah, tidak dikotori dengan hal yang lain. Kebahagiaan ini memang telah dijanjikan Allah, yang diketahui dengan membaca petunjuk dariNya. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran, orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’ad: 28).

Sedangkan orang-orang yang tidak ikhlas dalam beramal, kerap dirundung perasaan rugi. Apalagi keuntungan hanya diukur dalam bentuk materi. Diliputi perasaan rugi, akan menimbulkan rasa tidak enak di hati. 

Karena itu, penting berusaha membersihkan niat dalam beramal. Yaitu, niat karena Allah. Apalagi orientasi hidup kita memang demikian, sebagaimana firman Allah, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Editor : bakri

Serambi Indonesia/-

Tiada ulasan: